Jakarta (Antara News) - AVP Marketing Trade TM Agung Podomoro, Ho Mely Surjani mengatakan banyak pemilik kios di Thamrin City yang sebelumnya merupakan karyawati perkantoran yang ada di Jakarta yang kemudian beralih untuk berbisnis sendiri.

"Perkembangan bisnis yang pesat di Indonesia membuat banyak wanita yang tertarik untuk membuka kios di Thammrin City, umumnya mereka berlatar belakang karyawati sebelumnya," kata Mely di Jakarta, Kamis.

Contoh sukses salah satunya Dewi Yuniarti yang sudah bergabung di TM Thamrin City sejak  2010. Dewi memilih "resign" dari perusahaannya untuk fokus pada fashion modern yaitu menjual brokat yang umumnya digunakan untuk acara acara resmi seperti pernikahan, di zona Ladies Market.

Wanita yang biasa dipanggil Noni menggunakan namanya untuk memperkenalkan kiosnya yaitu Butik Noni. Salah satu kiosnya terletak di Lantai D TM Thamrin City.

Dia mengungkapkan, awalnya dia hanya memiliki 1 kios, saat ini sudah memiliki empat butik dan berencana menambah satu butik dalam waktu dekat. Dengan karyawan mencapai 15 orang, dia melayani rata-rata 100 pengunjung perhari.

Dia mengungkapkan kebanyakan pengunjung yang datang berusia 25 hingga 40 tahun. Sedangkan harga yang ditawarkan berkisar 200 sampai 750 ribu, menyediakan sampai 12 warna dan bentuk.

Beberapa kelebihan TM Thamrin City dibanding pusat belanja lainnya menjadikan daya tarik tersendiri bagi pelaku usaha dan pengunjung.

Noni mengungkapkan beberapa kelebihan itu antara lain mekanisme sewa yang gampang dengan sistem pembayaran yang fleksibel sampai 5 tahun.

Pelanggan Noni tidak hanya berasal dari wilayah Jakarta dan sekitarnya, melainkan pula  berasal dari Makassar, Kendari, Medan, Pekanbaru, Lampung, bahkan dari  Malaysia, India, serta Arab Saudi.

Disinggung mengenai tips suksesnya, Noni mengaku berdoa, rajin, semangat, dan yang tak kalah penting mengambil peluang yang ada di depan, serta jadilah yang terbaik. ¿Mencoba peluang sebagai entrepreneur, do the best dimanapun kamu berada,¿ kata Noni.

Cerita sukses yang sama juga dialami mantan karyawati kontraktor, Mutia Febrianti. Mutia pemilik MF Collection di lantai D1 TM Thamrin City mengaku memiliki tiga kios yang fokus ke busana muslim dan kerudung.

"Sebagai perempuan saya punya cita rasa untuk memilih mode. Saya disain dan produksi sendiri,  dengan pabrik yang berlokasi di Tangerang," katanya.

Dia mengungkapkan ide berasal dari internet, ikut acara pagelaran busana muslim,  dan designer ternama. Pembelinya berasal dari Samarinda, Balikpapan, Sorong yang sebagian besar dijual lagi di daerahnya, juga Malaysia dan Singapura.

"Kunci suksesnya fokus di satu bidang, usaha sendiri dan tidak ikut orang. ¿Jadilah entrepreneur diri sendiri baru entepreneur orang lain,¿ ujarnya. Saat ini impiannya adalah bisa ekspansi ke luar daerah dan  go international.  
   Dia berharap, jangan ada isu-isu politik atau demo yang membuat  sepi kios karena pengunjung berkurang .

Secara nasional, jumlah pelaku usaha industri UMKM Indonesia termasuk paling banyak di antara negara lainnya, terutama sejak tahun 2014. Diperkirakan tahun 2016 jumlah pelaku UMKM di Indonesia akan terus mengalami pertumbuhan.

Saat ini populasi penduduk dengan usia produktif lebih banyak daripada jumlah lapangan kerja yang tersedia. Hal ini memicu khususnya para pemuda untuk menciptakan peluangnya sendiri dengan membuka bisnis. Sebagian besar tergolong sebagai pelaku usaha sektor industri Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Pada tahun 2014, Abdul Kadir Damanik selaku Staf Ahli Menteri KUKM bidang Penerapan Nilai Dasar Koperasi pernah menyebutkan terdapat sekitar 57,9 juta pelaku UMKM di Indonesia.

Di 2016 diperkirakan jumlah pelaku UMKM terus bertambah. Selama ini UMKM telah memberikan kontribusi pada PBD 58,92% dan penyerapan tenaga kerja 97,30%.

Pada 2016 ini, Presiden Jokowi menyatakan UMKM yang memiliki daya tahan tinggi akan mampu untuk menopang perekonomian negara, bahkan saat terjadi krisis global.

UMKM telah menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan ASEAN. Sekitar 88,8-99,9 persen bentuk usaha di ASEAN adalah UMKM dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 51,7-97,2 persen. Oleh karena itu, kerjasama untuk pengembangan dan ketahanan UMKM perlu diutamakan.

MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) sudah diberlakukan sejak awal tahun 2016 ini. Hal ini tentu saja menuntut para pelaku UMKM agar bisa bersaing dengan para pengusaha dari negara ASEAN lainnya. Oleh karena itu dukungan penuh dari pemerintah, pelaku usaha besar dan masyarakat sangat diperlukan untuk mendongkrak pertumbuhan UMKM supaya tidak sampai ada atau banyak yang tumbang.

TM Thamrin City merupakan proyek superblock yang dikembangkan PT. Jakarta Realty, member of Agung Podomoro Group. Melalui proyek ini PT. Jakarta Realty mempertegas Misi Thamrin City sebagai ¿Smart Shopping For Everyone¿ Artinya, Thamrin City akan tampil sebagai perwujudan konsep inner City Development yang merupakan perpaduan sempurna dari pusat bisnis, pusat perbelanjaan dan tempat tinggal di kawasan CBD (Central Business District).

Dikenal sebagai Pusat Batik Nusantara, Thamrin City menjadi tempat berkumpulnya para pengrajin dan pedagang batik dari seluruh Nusantara, seperti dari Jogjakarta, Solo, Pekalongan, Cirebon, Madura, Lasem, Jawa Barat, Batavia bahkan dari Papua. Selain itu Thamrin City juga terkenal sebagi tempat berkumpulnya berbagai komunitas-komunitas.

Dibangun pada lahan seluas 13.6 ha yang berada tepat di jantung Kota Jakarta, Thamrin City terdiri atas 7 lantai pusat perdagangan yang dilengkapi dengan lahan parkir yang luas dan tertata rapi, musholla di setiap lantai dengan dilengkapi toilet yang bersih, masjid yang berada di lantai 8, keamanan penjagaan Security 24 jam, serta fasilitas perbankan.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016