Lebak (Antara News) - Tetua adat Baduy Wakil Jaro Tangtu Tujuh Ayah Mursyid menyatakan kampung usaha kecil menengah (UKM) digital yang diluncurkan oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk diharapkan dapat mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat Baduy.

"Kami berharap peluncuran Kampung UKM Digital itu membawa manfaat terhadap peningkatan pendapatan perajin Baduy itu," kata Ayah Mursyid di Ciboleger, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Sabtu.

Saat ini, perajin masyarakat Baduy cukup berkembang di antaranya aneka cenderamata yang menggunakan bahan baku batok kelapa, ikat tali teuerep, kain tenun, golok, lomar, batik, minuman jahe, tas koja dan selendang.

Namun, pemasaran produk-produk kerajinan Baduy hingga kini belum maksimal sehingga berjalan di tempat.

Selama ini, pemasaran produk kerajinan Baduy hanya dilakukan dengan cara  menunggu wisatawan yang berkunjung ke kawasan Baduy.

Selain itu juga mengikuti pameran di berbagai daerah yang dipromosikan oleh pemerintah daerah.

Dengan demikian, ujar dia, produk kerajinan hasil UKM masyarakat Baduy tidak begitu signifikan.

Untuk itu, pihaknya optimistis pemasaran melalui online dengan menggunakan teknologi media internet dipastikan akan dikenal masyarakat luas sehingga bisa menembus pasar domestik dan mancanegara.

"Kami memberikan apresiasi terhadap PT Telkom yang menggagas Kampung UKM Digital itu, sehingga ke depan dapat mendongkrak pendapatan masyarakat Baduy," katanya menjelaskan.

Begitu juga pemuka adat Baduy lainnya, Daenah yang mengatakan, kerajinan masyarakat Baduy sejak dulu hingga kini terus bertahan,meskipun mengalami kesulitan pemasaran.

Kebanyakan perajin Baduy itu dijual hanya mengandalkan dari kunjungan wisatawan akibat kesulitan dalam hal pemasaran tersebut.

Akan tetapi, pihaknya berkeyakinan produk Baduy dengan keterlibatan PT Telkom akan memudahkan pemasaran melalui penggunaan teknologi internet.

Produk kerajinan Baduy itu nantinya diunggah di internet dan bisa diakses secara online.

Pemasaran melalui penggunaan teknologi informasi tersebut dipastikan dapat mendongkrak pendapatan perajin Baduy.

Saat ini, pelaku UKM Baduy tercatat 200 orang dan kemungkinan terus bertambah setelah bisa diakses secara online melalui internet itu.

"Kami yakin permintaan produk kerajinan Baduy meningkat baik domestik dan mancanegara melalui digital internet itu," katanya.

Neng (45), seorang perajin kain tenun khas Baduy mengakui dirinya selama ini menjual produk kain tenun tersebut lewat pengunjung atau wisatawan yang datang ke kawasan Baduy dengan omzet penjualan sekitar 30 kain per pekan.

Saat ini, harga kain tenun itu antara Rp250 ribu sampai Rp300 ribu per kain.

Ia sambil optimistis pemasaran melalui online itu akan lebih dikenal masyarakat luas.

Kemungkinan akan banyak pesanan dari berbagai daerah di Tanah Air hingga mancanegara.

"Kami menyambut positif peluncuran 300 Kampung UKM Digital melalui program PT Telkom itu," katanya.

Direktur Enterprise dan Business Service Telkom Muhammad Awaluddin mengatakan, saat ini jumlah UKM di Indonesia tercatat 57 juta terdiri dari 30 juta oleh petani, 20 juta nelayan dan 7 juta aneka makanan olahan dan kuliner.

PT Telkom mendorong para pelaku UKM itu bisa dipasarkan melalui penggunaan teknologi internet.

Sebab, pemasaran penggunaan teknologi tersebut akan dikenal masyarakat luas baik domestik maupun mancanegara.

Produk kerajinan UKM itu nantinya bisa diunggah ke media internet belanja.com dan toko "online".

Pemasaran melalui teknologi internet dan bisa diakses secara online merupakan bagian program Telkom sebagai bukti komitmen untuk mewujudkan baktiku untuk negeri.

Saat ini, peluncuran Kampung UKM Digital ke-300 berlangsung di Ciboleger Kabupaten Lebak.

"Kami menargetkan tahun ini sebanyak 1000 Kampung UKM Digital di Indonesia dapat direalisasikan dan bisa diakses secara online melalui internet itu," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016