Lebak (Antara News) - Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Kabupaten Lebak mendorong petani mengembangkan tanaman aren untuk bahan baku produksi kerajinan gula aren.

"Saat ini permintaan gula aren cenderung tinggi, sehingga memerlukan bahan baku pohon aren itu," kata Kepala Dishutbun Kabupaten Lebak Kosim Ansori di Lebak, Minggu.

Saat ini, perkebunan aren milik masyarakat di Kabupaten Lebak produksinya cukup terbatas, sehingga perlu dilakukan pengembangan tanaman tersebut, untuk memenuhi kebutuhan perajin gula aren.

Populasi tanaman aren dari tahun ke tahun menyusut karena dimakan usia atau roboh diterjang angin kencang, tambahnya, selain itu penebangan yang dilakukan masyarakat sehingga mengancam produksi kerajinan gula aren.

Berdasarkan data pada 2015 jumlah perkebunan aren milik masyarakat tercatat 2.798 hektar terdiri dari 1.070 hektar tanaman baru menanam (TBM) dan 1.598 hektar (tanaman).

Sedangkan, produksi aren sebanyak 1.780 ton dengan produktivitas 1.113 kilogram.

"Kami mengajak petani agar mengembangkan tanaman aren untuk meningkatkan produksi juga perluasan perkebunan rakyat itu," ujarnya.

Selama ini, ujar dia, populasi tanaman aren yang berkembang di sejumlah kecamatan di Kabupaten Lebak bukan pengembangan dari petani.

Namun, tanaman aren itu tumbuh di hutan milik masyarakat dari kotoran musang.

Karena itu, pihaknya meminta petani agar mengembangkan tanaman aren karena bisa mendorong pertumbuhan ekonomi pedesaan.

"Kami tahun ini menyalurkan bantuan benih tanaman aren parasi yang merupakan bibit lokal khas unggulan Lebak," katanya.

Kosim menyebutkan, saat ini perkebunan aren berkembang di Kecamatan Cijaku, Sobang, Panggarangan, Cigemblong, Cibeber, Cigemblong, Cihara, Cipanas, Lebakgedong, dan Leuwidamar.

Pemerintah daerah komitmen guna meningkatkan produksi dan produktivitas ketahanan pangan melalui pengembangan bibit aren.

Sebab, pengembangan tanaman aren dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat juga penyerapan lapangan pekerjaan.

Apalagi, Kabupaten Lebak sebagai penghasil gula aren terbesar di dunia.

Produksi gula aren itu dibuat gula cetak dan gula halus atau gula semut.

Bahkan, produksi gula aren Lebak menembus pasar domestik hingga Eropa karena masuk kategori jenis makanan organik tanpa pengawet.

"Kami yakin tumbuhnya pelaku kerajinan gula itu tentu dapat memberikan dampak ganda peningkatan pendapatan ekonomi bagi warga setempat," ujarnya.

Ia menambahkan, petani Lebak mengembangkan bibit aren lokal agar tidak dipakai oleh orang luar.

Sebab, benih aren parasi itu merupakan bibit unggul khas Lebak yang perlu dikembangkan oleh masyarakat.

Produksi aren parasi tersebut bisa dipanen pada usia tanam 5 tahun dan bisa bertahan hingga puluhan tahun.

Keunggulan aren parasi itu, selain pohonnya pendek juga hasil produksi nira mencapai 15 liter per hari dengan masa sadap hingga tiga bulan per mayang.

Selain itu juga perawatan tanaman tersebut begitu mudah karena kebanyakan wilayah Kabupaten Lebak terdapat pegunungan dan perbukitan.

"Semua pengembangan aren parasi melalui persemaian itu nantinya dibagikan kepada petani secara gratis," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016