Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) terus berupaya mengajak diaspora agar mau pulang membangun Indonesia melalui ekosistem riset dan inovasi.
 
"Mengembangkan sumber daya manusia perlu waktu lama. Salah satu cara untuk mempercepat itu adalah langsung membawa pulang diaspora," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam konferensi pers peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Harteknas) ke-28 di Gedung B.J. Habibie Kompleks BRIN, Jakarta Pusat, Kamis.
 
Handoko mengungkap alasan utama para diaspora enggan pulang ke Tanah Air karena infrastruktur berupa laboratorium yang mendukung aktivitas riset belum siap.

Baca juga: BRIN lakukan riset genomik untuk mitigasi pandemi masa mendatang
 
Oleh karena itu, selama dua tahun terakhir pasca transformasi, BRIN terus membangun berbagai fasilitas laboratorium sebagai bentuk penyiapan infrastruktur riset agar para diaspora tertarik pulang dan bisa terus melanjutkan aktivitas risetnya.
 
Infrastruktur riset yang dibangun itu juga bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kompetensi para diaspora sesuai bidang kepakaran.
 
"Jadi, tidak bisa kami hanya mendidik orang yang sudah jadi di luar, kami suruh balik, lalu kami berharap dia melakukan sesuatu. Itu tidak mungkin kalau kami tidak menyediakan ekosistem, tidak ada laboratorium, dia harus mulai dari nol, itu tidak mungkin," kata Handoko.
  
Baca juga: Terkendala paspor, proses pemanggilan pemain diaspora Gabriel terhambat

Pewarta: Sugiharto Purnama

Editor : Bayu Kuncahyo


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023