Lebak (Antara News) - Keluarga Dede Yeti bin Sulaeman Marhali (58), Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Kampung Pasir Pulo, RT 01 RW 06, Kelurahan Cijoro, Rangkasbitung, Lebak, Banten, membutuhkan "uluran tangan" donatur untuk biaya pemulangan sebesar Rp148 juta.

"Yeti sejak dua tahun mengalami koma (tidak sadarkan diri) di Arab Saudi belum bisa dipulangkan ke tanah air, karena keluarganya tidak memiliki dana," kata Kepala Seksi Penempatan Tenaga Kerja Luar Negeri Dinas Tenaga Kerja dan Sosial (Disnakersos) Kabupaten Lebak Agus Mulyanto di Lebak, Rabu.

Saat ini, kondisi Dede Yeti masih dalam perawatan rumah sakit Arab Saudi setelah mengalami kecelakaan kerja di rumah majikannya.

Yeti terjatuh dari tangga hingga pendarahan otak juga mengalami koma, namun hingga kini masih bertahan dalam kondisi koma.

Ia bekerja di rumah Nuroh Abduloh Nasir Al Jebren tahun 2010 melalui PT Bantal Perkasa Sejahtera.

Ia berharap donatur dapat membantu kepulangan Yeti karena keluarganya tidak mampu memiliki uang sebesar itu.

Pemerintah Kabupaten Lebak bersedia memberikan bantuan kepulangan Dede Yeti sebesar Rp20 juta.

"Kami berharap Pemerintah Provinsi Banten dan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dapat memfasilitasi kepulangan TKI asal Lebak itu," katanya sambil berharap.

Menurut dia, saat ini suami, anak dan cucunya sangat mengharapkan Yeti bisa kembali ke tanah air dan berkumpul dengan keluarga.

Meskipun saat ini, ia mengalami koma dan bisa dilanjutkan pengobatan di RSUD Adjidarmo Rangkasbitung.

Pemerintah daerah sudah berupaya untuk membantu kepulangan Yeti, namun dana yang dibutuhkan tidak mencukupi sebesar Rp148 juta.

Karena itu, pihaknya terus berkoordinasi dengan Kemenlu dan BNP2TKI agar Yeti dapat dipulangkan ke kampung halaman.

"Kami berharap dapat bantuan donatur karena sejak dua tahun diperjuangkan kepulangan TKI Lebak itu, namun terhalang dana itu," katanya.

Ketua Rukun Warga RT 01/06 Kelurahan Cijoro Lebak, Sahroni mengatakan sejauh ini warga hanya mendoakan agar Yeti bisa kembali ke Indonesia dalam kondisi selamat dan sehat.

Meskipun, saat ini Dede Yeti dalam kondisi koma tak sadarkan diri.

"Kami berharap kepulangan TKW Lebak berjalan lancar dengan kondisi selamat," ucap Oni.

Sementara itu, Maman Suparman (60), suami Dede Yeti mengaku dirinya tidak memiliki dana sebesar Rp148 juta untuk kepulangan isterinya yang kini berada di Arab Saudi.

Majikannya, Nuroh Abduloh Nasir Al Jebren beralamat Dammar Khobar Arab Saudi tidak bertanggung jawab untuk memulangkan TKI asal Kabupaten Lebak itu.

Untuk itu, keluarga berharap pemerintah dapat membantu kepulangan istrinya kini dirawat di rumah sakit setempat.

"Kami tidak memiliki uang untuk mengembalikan istri dari Arab Saudi ke Indonesia," kata Maman.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016