Tangerang (Antara News) - Program Tangerang Berkebun memiliki banyak manfaat dan tujuan diantaranya adalah menghasilkan pangan bergizi seperti sumber protein, lemak, vitamin, mineral maupun karbohidrat. Beberapa jenis tanaman yang ditanam seperti jagung, ubi, singkong, sayur mayur hingga buah - buahan.

Tangerang berkebun memiliki tujuan diantaranya mendorong minat masyarakat dalam menanam sendiri (grow your own) baik tanaman pangan dan hortikultura, perikanan dan ternak kecil.

Menyediakan pangan segar dan sehat untuk dikonsumsi karena budidaya tanaman dianjurkan secara organik. Memberikan kontribusi ekonomi bagi pelaku usaha karena pangan merupakan kebutuhan primer dan memiliki nilai jual.

Tangerang berkebun pun sebagai sarana komunikasi sosial antar anggota keluarga dan masyarakat. Memberikan nilai tambah secara ekologis seperti penghasil oksigen, pembersih udara, mengurangi pemanasan udara, mengurangi timbunan sampah dan barang bekas.
 
"Tangerang berkebun pun menambah Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Kota Tangerang sehingga dapat memenuhi target 30 persen menurut undang-undang," kata Kepala Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Tangerang, Iis Aisyah Rodiyah

Manfaat Tangerang berkebun lainnya adalah pemenuhan kebutuhan jiwa/rokhani dan pendapatan keluarga. 

Lumbung hidup atau jenis tanaman umbi-umbian, Warung hidup atau jenis tanaman sayuran dan tanaman obat keluarga (TOGA). Fungsi sosial yakni mempererat kekerabatan para tetangga dan lingkungan dengan memasuk jumlah oksigen ke lingkungan sekitarnya. 

Sejak dicanangkan pada tahun 2014 oleh Walikota Tangerang, program Tangerang Berkebun mendapatkan respon positif dari masyarakat. Hingga akhir tahun 2015, sudah 200 titik lokasi terbangun dan diterapkan Tangerang Berkebun.

Walikota Tangerang, Arief R Wismansyah, mengatakan, setiap tahun ditargetkan terbentuk seratus kelompok masyarakat yang melaksanakan program Tangerang berkebun. Lokasinya pun beraneka ragam, mulai dari area perkarangan rumah, kantor pemerintahan, lahan fasos fasum hingga lahan tidur.

Dijelaskannya, Program Tangerang berkebun telah mendorong masyarakat untuk ikut serta dalam program ketahanan pangan. Selain itu, juga membantu ekonomi masyarakat karena tanaman yang dihasilkan bisa di jual dan dikelola kelompok tersebut.   

"Semakin berkurangnya area persawahan di perkotaan, mendorong adanya terobosan dalam penyediaan lahan pertanian, salah satunya dengan Tangerang berkebun," ujarnya.

Kegiatan berkebun di perkotaan dapat dilaksanakan dengan mempertimbangkan Pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidayakan dan harus disesuaikan dengan luas lahan yang tersedia dan iklim mikro/lingkungan. 
 
Adapun lahan yang bisa dimanfaatkan untuk area Tangerang berkebun yakni lahan pekarangan dengan menanam benih tanaman langsung di lahan pekarangan, menanam benih sayuran pada wadah/pot/polibag, menanam sayur dengan sistem vertikultur/rak bertingkat dan menanam tanpa tanah (soilless vertikulture)/hidroponik

Ada juga bertanam dalam pot yang merupakan salah satu cara budidaya tanaman di lahan sempit. Penanaman buah dalam pot memberikan keuntungan dalam penyediaan pangan yang bergizi juga menambah keasrian lingkungan.  Jenis-jenis tanaman buah yang dibudidayakan dalam pot seperti mangga, jambu biji, jambu air,  belimbing, jeruk, srikaya dan kedondong

Jenis tanaman buah yang agak sulit dibudidayakan dalam pot seperti  jambu bol, jambu mawar, manggis, duku, jamblang, lengkeng, nangka madu dan rambutan, alpukat, durian, gandaria dan nangka besar.

Lalu ada sistem Vertikultur yang merupakan cara bertanam dengan menempatkan media tanam dalam wadah-wadah yang disusun secara vertikal.  

Penanaman seperti ini menjadi alternatif bagi pengembangan pertanian di perkotaan dengan lahan yang sempit.  Keunggulan bertanam secara vertikultur adalah Hemat lahan dan air, Mendukung pertanian organik.

Kemudian wadah tanaman disesuaikan dengan kondisi setempat, umur tanaman relatif pendek, pemeliharaan tanaman relatif sederhana dan dapat dilakukan siapa saja yang berminat.

"Kegiatan pendukung utama dalam berkebun di perkotaan yakni adalah pengendali hama penyakit tanaman (HPT) dan Kompos/Pupuk," katanya. 

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016