Pedagang hewan kurban di sejumlah tempat di Kabupaten Lebak, Banten, Selasa mengaku kewalahan melayani permintaan konsumen meskipun pelaksanaan Hari Raya Idul Adha baru berlangsung dua pekan mendatang.
Amas (55), seorang pedagang domba di Jalan Siliwangi Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku selama sepekan terakhir permintaan mencapai 30 sampai 50 ekor/hari dengan harga bervariasi mulai Rp3 juta-Rp8,5 juta/ekor untuk berat antara 8-18 kg.
"Permintaan lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Saat ini perekonomian nasional kembali pulih usai pandemi COVID -19 juga dampak gaji ke 13 para pegawai negeri sipil (PNS) dan pensiunan," katanya.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Tangerang sosialisasikan penanganan hewan kurban
Hal sama dikatakan Rudi (55). Pedagang hewan kurban di Jalan Rangkasbitung-Bogor juga mengaku kewalahan melayani permintaan domba untuk Idul Adha dan bisa terjual antara 30-40 ekor/hari.
"Kebanyakan domba yang dijual di sini dari Garut dan dijamin kesehatan ternak sehat karena setiap pembelian domba disertakan dokumen surat kesehatan hewan (SKH) dari Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan Pemerintah Garut," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengaku pihaknya terus memantau hewan kurban yang dijual di wilayahnya karena sebagian besar di datangkan dari Jawa Barat.
"Pemeriksaan hewan ini untuk mencegah penyakit antraks dan penyakit hewan lainnya yang bisa membahayakan bagi kesehatan manusia," katanya.
Pemeriksaan kesehatan tersebut, lanjut dia, melibatkan sebanyak 20 petugas, termasuk dua dokter hewan.
Selama ini, pihaknya tidak menemukan peredaran ternak hewan kurban di antaranya domba, kambing, sapi, dan kerbau terjangkit penyakit virus lumpy skin disease (LSD) atau virus yang menyebabkan penyakit kulit berbenjol maupun antraks.
"Kami menjamin hewan kurban yang ada di Lebak aman untuk dikonsumsi," pungkas Rahmat Yuniar.
Amas (55), seorang pedagang domba di Jalan Siliwangi Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, mengaku selama sepekan terakhir permintaan mencapai 30 sampai 50 ekor/hari dengan harga bervariasi mulai Rp3 juta-Rp8,5 juta/ekor untuk berat antara 8-18 kg.
"Permintaan lebih banyak dibandingkan tahun lalu. Saat ini perekonomian nasional kembali pulih usai pandemi COVID -19 juga dampak gaji ke 13 para pegawai negeri sipil (PNS) dan pensiunan," katanya.
Baca juga: Pemerintah Kabupaten Tangerang sosialisasikan penanganan hewan kurban
Hal sama dikatakan Rudi (55). Pedagang hewan kurban di Jalan Rangkasbitung-Bogor juga mengaku kewalahan melayani permintaan domba untuk Idul Adha dan bisa terjual antara 30-40 ekor/hari.
"Kebanyakan domba yang dijual di sini dari Garut dan dijamin kesehatan ternak sehat karena setiap pembelian domba disertakan dokumen surat kesehatan hewan (SKH) dari Dinas Peternakan dan Kesehatan hewan Pemerintah Garut," katanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Lebak Rahmat Yuniar mengaku pihaknya terus memantau hewan kurban yang dijual di wilayahnya karena sebagian besar di datangkan dari Jawa Barat.
"Pemeriksaan hewan ini untuk mencegah penyakit antraks dan penyakit hewan lainnya yang bisa membahayakan bagi kesehatan manusia," katanya.
Pemeriksaan kesehatan tersebut, lanjut dia, melibatkan sebanyak 20 petugas, termasuk dua dokter hewan.
Selama ini, pihaknya tidak menemukan peredaran ternak hewan kurban di antaranya domba, kambing, sapi, dan kerbau terjangkit penyakit virus lumpy skin disease (LSD) atau virus yang menyebabkan penyakit kulit berbenjol maupun antraks.
"Kami menjamin hewan kurban yang ada di Lebak aman untuk dikonsumsi," pungkas Rahmat Yuniar.
Baca juga: Bulog Sub Divre Tangerang pastikan ketersediaan pangan aman
Baca juga: Tangerang koordinasi dengan agen di pasar untuk jaga stabilitas harga pangan
Baca juga: Tangerang koordinasi dengan agen di pasar untuk jaga stabilitas harga pangan
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2023