Jakarta (Antara News) - Neera Ayu Foundation berkerja sama dengan PT Njonja Meneer meloloskan enam finalis Culturepreneur Award 2016 dari sebanyak 400 kandidat melalui seleksi yang sangat ketat dari lima tim juri.

"Mereka yang lolos merupakan orang atau institusi yang dianggap berjasa mengembangkan budaya di daerahnya, sekaligus meningkatkan ekonomi masyarakat dimana budaya itu berkembang," kata pemilik Neera Ayu sekaligus pendiri PT Njonja Meneer, Charles Saerang di Jakata, Minggu.

Charles mengatakan, pengembangan budaya di suatu daerah harus berkelanjutan (sustainable) sehingga penilaian kita bukan sekedar budaya itu sendiri, tetapi kita juga ingin melihat bagaimana orang atau institusi itu bisa mendatangkan penghasilan bagi masyarakat di lingkungan budaya itu berkembang.

"Kita juga ingin melihat apakah dalam pengembangan budaya itu ada sistem regenerasi, seperti salah satu finalis dari DKIJakarta Emma Amalia Bisri pemilik Milla House yang menghimpun benda-benda seni tradisional Betawi itu menurunkan kepada anaknya atau ada orang lain yang akan meneruskan aktivitasnya," kata Charles.

Charles berkeyakinan melalui tim juri yang diketuai Franky Welirang (Bogasari) serta anggota Mien Uno, Agus Purwadianto, Arswendo Atmowiloto, dan dirinya akan dapat meloloskan orang atau institusi yang akan menjadi inspiratif di daerah lain untuk mengembangkan budaya.

Dia mencontohkan pelestarian batik Tulungagung yang dilakukan Zeni Setyo Nugroho yang melibatkan masyarakat dalam satu desa, sehingga wajar kalau harga batik tersebut mahal karena dibelakangnya banyak keluarga yang penghidupannya bergantung pada batik yang menggunakan pewarna dari alam tersebut.

Charles mengatakan Culturepreneur Award ini merupakan kegiatan yang diselenggarakan pada tahun kedua, setelah sebelumnya sukses menyelenggarakan Culturepreneur Award 2015. Kali ini terdapat enam daerah yang menjadi finalis yakni DKI Jakarta, DI Yogyakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, Bali, dan Kalimantan Tengah.

Emma Amalia Bisri menjadi wakil DKIJakarta karena wanita ini dianggap berhasil melestarikan budaya betawi melalui Milla House yang menjual kerajinan tangan wanita Betawi seperti Kebaya Krancang, batik, aksesoris perhiasan, dan kuliner.

Sugeng Handoko dari Yogyakarta yang mengusung Gunung Nglanggeran sebagai objek wisata gunung api purba bahkan jerih payahnya membuat kawasan ini diakui sebagai Geopark International UNESCO, serta menjadikan kawasannya sebagai wisata desa terkemuka baik di tingkat nasional maupun internasional.

Sedangkan dari Jawa Barat terdapat Indonesian Archipelago Cultural Activities (IACA) yang merupakan perkumpulan anak muda Indonesia yang melakukan aktivitas berupa pengkajian bidang budaya, bagaimana menggali budaya tradisional agar mampu menjawab tantangan sosial, ekonomi, politik, dan teknologi.

Zeni Setyo Nugroho menjadi wakil Jawa Timur dengan memproduksi batik motif tradisional Tulungangung dengan menggunakan pewarnaan dari alam seperti daun, bunga, dan lain sebagainya serta melibatkan masyarakat di daerah Limbangan, serta berhasil mengajak masyarakat di daerah tersebut untuk ikut melestarikan lingkungan.

Ida Ayu Rusmarini dari Bali berhasil melibatkan ibu-ibu di Banjar Tunom Desa Singakerta Ubud untuk menambah penghasilannya selain bertani dengan mengembangkan tanaman obat mulai dari pengembangan bibit sampai mengolah misalnya saja menjadikan obat penyubur rambut, bahan untuk lulur atau pijat, dan lain sebagainya.

Kemudian Erwan Asbun dari Kalimantan Tengah dianggap sukses melestarikan budaya masyarakat dayak baik itu seni tari, potong pantan, memapas, mengerungut, sepak bola api, dan lain sebagainya yang sempat ditinggal para generasi muda.

Charles mengatakan pemilihan sosok atau institusi ini bukan hal mudah karena melalui survei yang dilakukan kalangan perguruan tinggi, LSM, dan pemerinta daerah dengan bidang usaha yang luas mulai dari kuliner tradisional, kerajinan tangan, dan jasa pariwisata.

"Kriteria dan indikator penjurian untuk menetapkan pemenang dari para finalis dilihat dari luasan usaha mereka terhadap popularitas, pelestarian, dan citra aset budaya. Kemudian juga dampak yang ditimbulkan, serta ada tidaknya keterlibatan masyarakat di dalamnya," ujar Charles.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016