Serang (Antara News) - Majelis Ulama Indonesia Provinsi Banten meminta masyarakat khususnya umat Islam setempat, untuk mewaspadai organisasi Gerakan Fajar Nusantara atau Gafatar, karena keberadaannya sudah terdeteksi ada di daerah ini, seperti di Kabupaten Lebak.

"Kepada umat Islam waspada jangan tertipu oleh bungkus gebyar yang menyatakan kegiatan sosial, tapi lama kelamaan ada ajaran-ajaran yang menyimpang," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten KH AM Romly di Serang, Selasa.

Ia mengatakan, MUI Banten pernah menerima laporan dari MUI Kabupaten Lebak terkait adanya beberapa orang yang terindikasi bergabung dengan organisasi yang mengatasnamakan kegiatan sosial tersebut.

"Kami menerima laporan beberapa waktu lalu bahwa organisasi tersebut ada di Kabupaten Lebak. Laporannya ada indikasi beberapa orang yang sudah bergabung," kata KH AM Romly.

Pihaknya menilai organisasi yang merupakan bagian dari Al-qiyadah pimpinan Ahmad Musadek tersebut, membawa ajaran-ajaran yang menyimpang dan menyesatkan terutama bagi umat Islam.

"Kalau saya pernah membaca dari brosur-brosur-nya memang menyampaikan ajaran-ajaran yang menyimpang. Apalagi diketahui pimpinan dari induk organisasi tersebut atau nasiyat-nya orang yang pernah mengaku nabi Ahmad Musadek," katanya.

Untuk itu, pihaknya meminta masyarakat untuk berhati-hati atau mewaspadai organisasi tersebut dan harus patuh dan mengikuti para ulama untuk mendapatkan pemahaman dan ajaran Islam yang benar.

Namun demikian, MUI juga meminta masyarakat tidak merasa resah dengan adanya informasi-informasi terkait organisasi tersebut.

"Kita tetap waspada tapi juga masyarakat tidak perlu resah," kata KH AM Romly.

Sementara itu Kapolda Banten Brigjen Pol Boy Rafli Amar mengatakan, Gafatar terdeteksi juga telah melakukan aktivitas di wilayah setempat. Setidaknya aktivitas organisasi tersebut pernah terdeteksi di Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Cilegon.

Brigjen Pol Boy Rafli Amar menyarankan agar semua kalangan yang punya semangat belajar Islam tidak segan untuk mendekati ulama. Hal ini dibutuhkan agar belajarnya bisa lebih terarah dan sesuai dengan Islam yang benar.

"Jangan pernah malu apalagi sungkan untuk mendekati dan belajar kepada ulama yang sudah dikenal di lingkungan sekitar. Kalau sudah kenal kan bisa diarahkan kepada yang benar-benar lurus," katanya.

Ia mengatakan, hingga saat ini pergerakan Gafatar di Banten masih belum muncul secara masiv dan tidak menimbulkan keresahan masyarakat. Gerakan mereka masih terus dipantau oleh pihak kepolisian. 

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016