Serang (Antara News) - Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Provinsi Banten segera mengumpulkan para penyuluh pertanian dan Babinsa dalam guna percepatan upaya khusus (Upsus) swasembada pangan khususnya padi.

"Besok kami kumpulkan 600 penyuluh dan babinsa (Bintara Pembina Desa) di wilayah Lebak dan Pandeglang. Ini kaitannya dengan percepatan upaya khusus (Upsus) peningkatan produksi padi di Banten," kata Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Banten Agus M Tauchid di Serang, Senin.

Agus mengatakan, setelah wilayah Lebak dan Pandelang, selanjutnya Distanak juga akan melakukan rapat korsinasi dengan mengumpulkan penyuluh pertanian dan babinsa di wilayah Cilegon, Serang dan Kabupaten Tangerang pada Kamis (14/1), untuk menyampaikan hal serupa terkait Upsus padi di Banten.

"Ini juga berkaitan dengan kondisi cuaca saat ini yang tidak menentu, ini berpengaruh terhadap angka tanam padi di Banten," kata Agus.

Pihaknya akan berkordinasi dengan seluruh penyuluh dan juga Bintara Pembina Desa (Babinsa), dalam upaya sinergitas untuk pelaksanaan upaya khusus pemenuhan target produksi padi, jagung dan kedlai (Pajale), di Banten.

Pemerintah Provinsi Banten melalui Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) dan Badan Ketahanan Pangan optimistis, target penambahan produksi padi melalui upaya khusus (upsus) sekitar satu juta ton bisa tercapai.

"Kami punya keyakinan pembangunan pertanian Banten ke depan lebih baik. Ini tidak lepas dari adanya perbaikan sarana pendukung, alat mesin pertanian dan juga SDM seperti penyuluh," kata Agus.

Menurutnya, Banten diberikan target meningkatkan produksi padi sebesar 20 persen atau sekitar 1 juta ton GKG (gabah kering giling) per tahun dari 2014 sampai dengan 2017 mendatang.

Upaya tersebut juga selain perlu peningkatan sarana prasarana, alat mesin pertanian dan SDM yang kuat, juga harus dibarengi dengan peningkatan luas angka tanam.

Agus mengatakan, dalam memperkuat ketahanan pangan atau swasembada pangan nasional, Banten memiliki tugas yang tidak ringan untuk memberikan kontribusi terhadap ketahanan pangan nasional melalui upaya khusus (upsus) peningkatan produksi Padi Jagung dan Kedelai atau "Pajale".

"Banten diberikan tugas untuk menambah produksi padi sekitar satu juta ton hingga 2017, dari 2.048.052 ton pada 2014 menjadi  3.048.052 ton pada 2017 mendatang. Tapi kami optimistis target itu bisa dikejar," kata Agus yang sebelumnya menjabat Kepala Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluh Pertanian (BKPP) Provinsi Banten.

Menurut Agus, untuk swasembada pangan nasional dengan penambahan produksi satu juta ton tersebut, Banten ditargetkan memberi kontribusi sekitar 2,5 sampai 3 persen dari produksi padi secara nasional.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2016