Tangerang (Antara News) - Kota Tangerang menjadi satu - satunya daerah yang mewakili Provinsi Banten sebagai Kota Pusaka di Indonesia.

Wakil Wali Kota Tangerang Sachrudin di Tangerang, Senin, mengatakan Kota Tangerang terpilih berdasarkan kriteria dan Penataan dan Pelestarian Kota Pusaka (P3KP) dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).

Kota Tangerang menandatangani MoU P3KP bersama Kota/Kabupaten lainnya yaitu Kota Palopo, Probolinggo, Singkawang, Kabupaten Temanggung, Wonosobo, Kebumen, Purworejo. serta Kabupaten Kepulauan Tidore.

Program P3KP diinisiasi oleh Kementerian PUPR dan Badan Pelestarian Pusaka Indonesia (BPPI) pada Tahun 2012.

 Hingga saat ini sudah 45 kabupaten/kota ikut serta dalam program ini dan 29 diantaranya telah melakukan penandatanganan komitmen kota pusaka oleh wali kota/bupati.

Program ini juga nantinya turut memberikan bantuan baik fisik dan non fisik, berupa konsultan serta tenaga ahli dalam perencanaan dan penataan hingga pelestarian budaya situs dan cagar budaya.

Sachrudin menambahkan Kota Pusaka adalah kota yang memiliki kekentalan sejarah besar terwujud dan berisikan keragaman pusaka alam, budaya baik ragawi dan non ragawi.

Istilah Kota Pusaka saat ini dipakai untuk mendefinisikan sebuah bentuk kota yang menempatkan penerapan kegiatan pelestarian pusaka (heritage) sebagai strategi utama pengembangan kotanya.

Adapun ragam Ragawi dan Non Ragawinya yang masuk dalam Kota Pusaka di Kota Tangerang adalah Bangunan Stasiun Kereta Api, Pintu Air Sepuluh (10), Lembaga Pemasyarakatan, Boen Tek Bio, Masjid Kali Pasir, Kawasan Pasar Lama, Rumah Kebaya Cina Benteng, Pintu Seribu dan Non Ragawi seperti acara Pehcun, Tradisi Keramas Massal, Gotong Toapekong dan lainnya.

Dengan masuknya Kota Tangerang dalam Program P3KP Kementerian PUPR ini, ia berharap segala potensi kota pusaka dan upaya pelestarian Pemkot Tangerang selama ini akan menjadikan keberadaannya semakin bernilai dan bermanfaat.

"Selain bernilai historis, kota pusaka juga dapat menjadi daya tarik wisata yang dapat turut menumbuhkan perekonomian bagi masyarakat. Makanya kita butuh dukungan aktif dari pemerintah pusat," ujarnya.

Sachrudin menjelaskan, beberapa ragam ragawi dan non ragawi di Kota Tangerang telah menarik perhatian wisatawan mancanegara seperti ritual 12 Tahunan atau yang biasa disebut Gotong Toapekong yang mendatangkan etnis Tionghoa baik dalam maupun luar negeri.

 Ritual ini dilakukan dengan arak-arakan Patung Dewi Kwan Im Hud Couw dengan tujuan menolak bala dan membersihkan hawa jahat yang ada di bumi agar kehidupan masyarakat berjalan damai, aman dan sejahtera.

Kegiatan ini diawali oleh liongsai selaku pembuka jalan yang kemudian disemarakkan oleh barongsai, angklung gubrak, perahu pecun, barisan berkuda, barong bali dan rombongan pembawa petaka.

Pewarta: Achmad Irfan

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015