Lebak (Antara News) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Lebak Herisnen mengatakan produksi "Batik Lebak" hasil kerajinan masyarakat relatif terbatas sehingga belum menembus pasar lokal.

"Kita belum bisa memproduksi Batik Lebak untuk permintaan pasar, karena baru pengembangan usaha kerajinan yang dilakukan masyarakat," kata Herisnen di Lebak, Senin.

Pemerintah daerah kini telah membina tiga kelompok kerajinan batik dan diharapkan ke depan menjadikan sentra usaha.

Pembinaan ini, kata dia, untuk mendorong kelompok perajin batik dapat meningkatkan kualitas produksi sehingga memiliki nilai jual di pasar domestik maupun mancanegara.

"Kami mengoptimalkan pembinaan produk kerajinan batik karena bisa menyerap lapangan pekerjaan," katanya.

Menurut dia, pengembangan Batik Lebak memiliki 12 jenis motif disesuaikan dengan potensi kekayaan alam sebagai daerah petani dan lumbung pangan.

Selama ini, perajin Batik Lebak belum berkembang dan baru mendorong tumbuhnya pelaku-pelaku usaha tersebut.

Saat ini, tiga kelompok perajin batik di Desa Kadu Agung Barat dan Bojongleles Kecamatan Cibadak dan Kelurahan MC Timur Kecamatan Rangkasbitung baru tingkat pembinaan.

Namun, mereka sudah memproduksi Batik Lebak, tetapi jumlahnya relatif terbatas.

"Kami berharap perajin batik itu tumbuh dan berkembang," katanya.

Saat ini, ujar dia, kualitas perajin batik Lebak belum memiliki nilai jual karena dikelola secara tradisional.

Karena itu, pihaknya mendatangkan Balai Batik Yogyakarta agar usaha kerajinan lebih baik lagi.

Sebab permintaan Batik Lebak cukup tinggi mulai pelajar, mahasiswa, pegawai negeri sipil (PNS), dan kalangan remaja.

"Kami berharap melalui kerja sama ini dapat menumbuhkan usaha baru bagi masyarakat," katanya.

Ia mengatakan pemerintah daerah terus meningkatkan produksi batik dan ditargetkan bisa menembus pasar domestik maupun mancanegara.

Saat ini perajin batik hanya motif Baduy dengan motif warna didominasi warna biru dan hitam, katanya.

Namun, kata dia, pihaknya tetap warna asli Baduy dipertahankan, tetapi perlu dikolaborasikan dengan batik lain di Tanah Air.

"Saya kira jika warna batik motif Baduy dikolaborasikan dengan batik lain dipastikan bisa memiliki nilai jual tinggi," katanya.

Ia menjelaskan, selain perajin batik Lebak juga berkembang kerajinan tenun Baduy di kawasan Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar.

Jumlah perajin kain tenun Baduy mencapai 50 orang dan mereka dilakukan oleh kaum perempuan sambil menunggu suaminya bekerja di ladang.

"Kami terus membina perajin tenun Baduy agar menghasilkan produk yang lebih bagus," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015