Serang (Antara News) - Pemerintah Provinsi Banten mengajak kabupaten/kota di Banten untuk bersiap-siap menghadapi persaingan pasar bebas Asean atau Masyarakat Ekonomi Asean (MEA).

"Mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus siap menghadapi MEA karena sudah di depan mata," kata Gubernur Banten Rano Karno usai membuka Sosialisasi Peluang dan Tantangan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) di Serang, Senin. 

Oleh karena itu, Rano berharap kepada seluruh pemangku kepentingan untuk bersinergi melakukan berbagai langkah yakni penataan regulasi ketenagakerjaan, pengembangan dan implementasi standar kompetensi kerja Nasional Indonesia (SKKNI) dan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) di Banten, penguatan lembaga diklat ketenagakerjaan, penguatan lembaga sertifikasi, pemberian insentif dan kemudahan untuk perizinan usaha. Kemudian kemudahan akses permodalan UMKM, penguatan kapasitas kelembagaan UMKM dan perluasan akses pemasaran bagi UMKM.

"Kami mengajak seluruh 'stake holder' di Banten untuk menyamakan visi dan misi serta bergandengan tangan dalam menyambut diberlakukannya MEA pada awal Januari 2016. Kita tetap harus siap dan optimis menghadapi MEA," kata Rano Karno.

Oleh karena itu, kata Rano, dalam menghadapi persaingan MEA tersebut kualitas tenaga kerja perlu ditingkatkan, mengingat pada MEA tersebut ASEAN akan menjadi pasar tunggal dan perwujudan integrasi ekonomi di Kawasan ASEAN, meliputi bebas tenaga kerja, bebas perdagangan, bebas jasa, bebas barang dan bebas investasi serta menjadi peluang dan tantangan di sektor ketenagakerjaan.

"Yang harus diperhatikan, bagaimana kesiapan kualitas tenaga kerja kita bisa bersaing dengan tenaga kerja dari negara-negara ASEAN nanti," kata Rano.

Rano mengatakan, dalam sektor investasi di Banten, potensi sumber daya alam di Banten sangat menjanjikan terhadap pangsa pasar ASEAN. Realisasi Penanaman Modal Asing (PMA) di Banten sampai triwulan III Tahun 2015 telah mencapai Rp29 triliun, jauh diatas target yang telah ditetapkan dalam RPJMD Banten Rp13,14 triliun meskipun masih jauh dari yang ditargetkan dalam RPJMN yakni sebesar Rp46 triliun.

Sementara Kepala Biro Ekonomi dan Administrasi Pembangunan (Ekbang) Provinsi Banten E Kusmayadi mengatakan, ‎dalam upaya menghadapi dan peluang MEA tersebut, terutama bagi kalangan UMKM di Banten, perlu adanya standarisasi produk agar dapat bersaing dengan negara lain.

"Kita harus melakukan penguatan daya saing melalui sosialisasi dan edukasi bagi UMKM dan juga termasuk tenaga kerja kita," kata Kusmayadi.

Menurutnya, sosialisasi peluang dan tantangan MEA tersebut, dalam upaya mengkoordinasikan dan mensinegiskan kesiapan daerah di Banten menghadapi MEA.‎ Kegiatan tersebut diikuti oleh dinas/lembaga terkait di Banten seperti Kadin, Dinas Perindustrian dan Perdagangan kabupaten/kota, pelaku usaha UMKM dan Koperasi serta instansi terkait di kabupaten/kota.

"Kegiatan ini dalam upaya membangun kesamaan visi dan misi 'stake holder' di Banten menghadapi MEA," kata Kusmayadi.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015