Serang (Antara News) - Pemerintah Provinsi Banten mengajak masyarakat terutama kalangan industri, untuk menjaga dan memelihara Sungai Ciujung dari berbagai pencemaran.

"Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menjaga Sungai Ciujung dari pencemaran. Kita semua harus memiliki kepedulian untuk memeliharanya," kata Asisten Daerah (Asda II) Bidang Ekonomi Pembangunan Pemerintah Provinsi Banten Iing Suwargi saat menghadiri "Ruwatan" Sungai Ciujung di Desa Tengkurak, Kecamatan Tirtayasa di Serang, Kamis.

Ia mengatakan, keberadaan sungai Ciujung memiliki peran strategis dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sekedar menjadi sumber air, tapi juga sebagai salah satu sumber pencaharian masyarakat yang ada di sekitar sungai seperti untuk budidaya perikanan.

"Namun diakui seiring pertumbuhan masyarakat di sekitar Ciujung, banyak permasalahan yang berdampak langsung terhadap kehidupan masyarakat sekitar," kata Iing dalam kegiatan yang diselenggarakan Gerakan 70 Indonesia Merdeka (G70).

Berbagai persoalan yang timbul, kata dia, seperti penambangan pasir, sampah dan limbah industri, menjadi ancaman  bagi kelestarian sungai Ciujung..

Ia mengatakan, banyaknya persoalan yang muncul tersebut, bagian dari dampak beban yang harus ditanggung oleh sungai Ciujung saat ini. Ancaman seperti banjir serta pencemaran lingkungan yang berpotensi berdampak menimbulkan kerugian bagi masyaralkat yang ada di sekitar sungai.

"Memang diiakui penanggulangan terhadap dampak di sungai ini belum maskimal. Maka dari itu perlu peran serta semua pihak agar turut serta memelihara kondisi sungai agar bisa bermanfaat bagi kita semua," katanya.

Oleh karena itu, kata Iing, Pemprov Banten  menyambut baik pelaksanaan ruwatan yang dilaksanakan oleh G70 kali ini. Langkah tersebut sebagai salah satu upaya sosialisasi bagi masyaralat dalam upaya menjaga dan memelihara Sungai Ciujung dari berbagai bentuk pencemaran.

"Saya yakin bahwa proses ruwatan ini merupakan simbol dari keinginan kita semua, agar sungai Ciujung tetap lestari. Sehingga mampu memberikan manfaat terhadap masyarakat sekitar," katanya.

Ketua pelaksana G70 Banten Ananta Wahana menambahkan, pihaknya sengaja menjadikan kegiatan di Sungai Ciujung merupakan salah satu dari sejumlah kegiatan yang dilakukan G70 dalam menyambut "kapsul waktu" yang akan tiba di Banten, 17 Oktober.

"Ini menjadi momentum untuk menggugah semua pihak agar bisa berperan aktif dalam mengembalikan Sungai Ciujung kembali kepada asalnya. Paling tidak momen ini juga ingin mengingatkan ke pemerintah agar lebih tegas ketika ada pelanggaran lingkungan terjadi," kata Ananta Wahana. 

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015