Jakarta (Antara News) - Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) melakukan kegiatan temu ilmiah tahunan pertama yang dihadiri para surveior dalam rangka mempersiapkan akreditasi pada rumah sakit di seluruh Indonesia.

Siaran pers yang diterima Antara, Selasa menyebutkan, kegiatan yang dilanjutkan dengan semiloka tersebut  ditujukan untuk membantu rumah sakit meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien. 

KARS sendiri merupakan organisasi non profit yang mengusung visi untuk menjadi badan akreditasi tingkat nasional dan Internasional serta misi untuk membimbing dan membantu Rumah Sakit untuk meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien melalui akreditasi. 

KARS sendiri telah mendapatkan pengakuan internasional dari The International Society for Quality in Health Care (ISQua). 

Pertemuan Ilmiah yang akan dilaksanakan pada hari ini adalah merupakan ajang bertemunya sebagian dari Surveior KARS yang berjumlah 370 orang dan berasal dari seluruh Indonesia, dimana dalam pertemuan ilmiah ini akan terjadi  penambahan ilmu dan pemahaman surveior terhadap standar akreditasi rumah sakit. 

Jadi selain terjadinya silaturahmi antara surveior KARS, mereka juga mendapat peningkatan kompetensi dalam hal akreditasi rumah sakit melalui kuliah dan diskusi yang akan dilakukan selama pertemuan ilmiah. Pertemuan ini direncakan akan dilaksanakan secara reguler setiap tahun bagi seluruh surveior.

Sedangkan Semiloka Akreditasi, dimaksudkan agar para direktur atau pengelola rumah sakit mendapatkan pemahaman yang mantap mengenai standar akreditasi rumah sakit begitu pula mendapat pencerahan tentang cara cara mempersiapkan proses akreditasi di rumah sakit masing masing. 

Diharapkan setelah mengikuti Semiloka ini rumah sakit tidak ragu ragu lagi untuk mengajukan permintaan akreditasi rumah sakitnya pada KARS. 

Hal ini berhubungan dengan masih banyaknya rumah sakit di Indonesia yang belum terakreditasi dengan standar versi 2012. Seperti diketahui jumlah rumah sakit di Indonesia saat ini adalah 2415, dan baru 149 rumah sakit yang telah dilakukan akreditasi dengan standar versi 2012. 

Pada tahun 2015 ini dengan adanya program akreditasi khusus yaitu akreditasi yang terbatas pada penilaian 4 Bab saja, maka diharapkan banyak rumah sakit rumah sakit kecil dengan jumlah SDM yang terbataspun dapat mengikuti proses akreditasi.

Kegiatan hari ini merupakan upaya KARS dalam meningkatkan mutu rumah sakit di Indonesia melalui peningkatan mutu para surveiornya.

Selanjutnya dalam waktu dekat, yaitu pada tanggal 12 – 13 September 2015, KARS juga akan melaksanakan pelatihan khusus bagi para surveior untuk peningkatan kualifikasi menjadi pembimbing akreditasi. 

Saat ini jumlah pembimbing akreditasi berjumlah 81 orang, dan akan ditambah jumlahnya menjadi sekurang-kurangnya 200 orang. Hal ini mengingat banyaknya permintaan dari rumah sakit akan pembimbingan dalam rangka persiapan melaksanakan akreditasi rumah sakit.

Adapun sebaran surveior berdasarkan domisili juga belum merata diseluruh Indonesia, mayoritas surveior berada di pulau Jawa, hanya sedikit surveior yang berdomisili di pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi , Bali, NTT, Maluku, bahkan belum ada surveior KARS yang berdomisili di Papua. 

Hal ini tentu merupakan tantangan bagi KARS untuk secara bertahap memperbaiki sebaran secara lebih merata, mengingat rumah sakit yang akan dilakukan akreditasi tersebar di seluruh Indonesia, sebut siaran pers yang diterbitkan KARS.

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015