Serang (Antara News) - Pemprov Banten melalui Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) akan terus meningkatkan produksi kakao dalam rangka memenuhi permintaan pasar domestik dan mancanegara.

"Produksi kakao kita meningkat mencapai 3.188,11 ton dengan luas lahan 9.262,86 hektare, sedangkan sebelumnya hanya 2.324,12 ton dengan luas tanam 7.397,18 hektare," kata Kepala Bidang Perkebunan Dishutbun Provinsi Banten Agus Punohadi di Serang, Kamis.

Pemerintah Provinsi Banten akan terus mengembangkan tanaman kakao sehingga bisa mendongkrak pendapatan ekonomi masyarakat. Pengembangan ini melalui perluasan tanaman juga bantuan peremajaan bibit unggul.

Potensi Banten cukup besar menghasilkan tanaman coklat,terutama wilayah Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Serang.

"Kami mengajak masyarakat agar gemar menanam perkebunan kakao karena nilai jual di pasaran cukup tinggi," katanya.

Ia mengatakan, selama ini tanaman kakao merupakan komoditi unggulan petani di Provinsi Banten.

Namun, areal tanaman dan produktivitasnya itu relatif kecil, sehingga perlu dikembangkan guna mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat.

Karena itu, pihaknya meminta masyarakat agar menggalakan tanaman kakao untuk peningkatan kesejahteraan karena harga di pasaran cukup bagus hingga mencapai Rp40.000/Kg.

Saat ini, produksi kakao di Banten meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.

Produksi kakao tahun 2015 diperkirakan mencapai 3.188,11 ton dengan luas tanam 9.262,86 hektare.

Sedangkan, sebelumnya tanaman kakao di Banten tercatat 7.397,18 hektare dengan produksi sebanyak 2.324 ton.

Dari 7.397,18 hektare itu diantaranya milik perkebunan swasta seluas 1.022,65 hektare dan rakyat seluas 6.374,53 hektare.

Semua perkebunan kakao tersebut tersebar di Kabupaten Lebak, Pandeglang dan Kabupaten Serang.

"Kami optimistis tahun ke tahun terus ditingkatkan produksi kakao melalui bantuan-bantuan kepada kelompok tani agar areal tanaman kakao terus bertambah," katanya.

Kepala Dishutbun Kabupaten Lebak Kosim Ansori mengatakan kualitas kakao Lebak hingga kini cukup baik dengan kader air antara 6-7 persen dibandingkan dari Pulau Sumatera.

Pemerintah daerah Banten mengembangkan komoditi kakao dengan memberikan benih gratis kepada petani.
 
Dengan pengembangan tersebut diharapkan ke depan Kabupaten Lebak dapat dijadikan daerah lumbung kakao.

Masyarakat menanam kakao di lokasi perbukitan, pegunungan serta berada 500 meter diatas permukaan laut, membuat tanaman tumbuh subur.

Saat ini pengembangan kakao di Lebak terdapat di  Kecamatan Gunungkencana, Banjarsari, Cileles, Cirinten dan Cijaku.

"Kami memiliki 55 kelompok tani yang mengembangkan tanaman kakao dan mereka petani bisa menjual hingga puluhan ton per bulan dengan harga Rp35.000 sampai Rp40.000 per Kg," ujarnya.

Sementara itu, seorang petani kakao warga Kecamatan Cirinten, Kabupaten Lebak, Suhada  mengaku dirinya sangat terbantu oleh perusahaan yang menampung hasil komoditi perkebunan karena selama ini harga ditentukan oleh tengkulak.

"Dengan adanya penampungan itu tentu dapat mendongkrak kesejahteraan masyarakat juga akan menggairahkan untuk mengembangkan perkebunan kakao," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015