Serang (Antara News) - Kanwil Kemenag Provinsi Banten bersama Forum Kerukunan Umat Beragama meminta umat Islam tidak terprovokasi dengan adanya insiden bernuansa suku, agama, ras dan antargolongan di Tolikara, Papua,  17 Juli 2015.

Bersama FKUB Banten, unsur TNI dan Polri, pimpinan majelis agama dan pimpinan ormas keagamaan, Kanwil Kemenag, Rabu menggelar pertemuan membahas berbagai isu di tengah-tengah masyarakat Banten pascainsiden Tolikara.

Dalam rapat tersebut muncul informasi adanya kelompok ormas di Tangerang yang sudah mempersiapkan diri untuk berjihad ke Papua.

"Peristiwa di Tolikara mengundang keprihatinan bahkan reaksi berlebihan di Banten. Kami mendapat laporan dari daerah, ada pihak yang sudah menerima pendaftaran siap berjihad," kata Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kemenag) Provinsi Banten, Mohamad Agus Salim, di hadapan forum kordinasi tersebut.

Ia mengatakan, ada beberapa organisasi yang sudah mempersiapkan untuk berjihad. Bahkan, banyak keinginan-keinginan dari organisasi yang merasa terpanggil, dan ada juga yang sifatnya memprovokasi.

"Oleh karena itu, saya bersama dengan FKUB berdiskusi agar jangan sampai permasalahannya di Papua, rusuhnya di Banten," katanya.

Mendapat informasi tersebut, kata Agus Salim, pihaknya sudah menginstruksikan kepada seluruh Kanwil Kemenag di kabupaten/kota untuk segera mengantisipasi adanya kelompok atau ormas dan individu yang ingin melakukan langkah-langkan tersebut.

"Masih bisa diantisipasi. Kami semua berharap semua pihak dapat menahan diri, jangan sampai terprovokasi," katanya.

Hadir dalam rapat yang digelar di Aula Kanwil Kemenag Banten tersebut Krpala Badan Kesbangpol Rusdjiman, Direktur Intelijen Polda Banten Rudi Marfianto, Ketua FKUB kabupaten/kota, serta pimpinan majelis agama, dan pimpinan ormas islam.

Menurut Agus, kasus penyerangan di Tolikara tersebut dapat memicu konflik di daerah, sehingga perlu diantisipasi dengan mengumpulkan para pimpinan majelis agama agar tidak melebar di daerah lain, khususnya di Banten.

"Kalau kita biarkan, ada kekhawatiran ini akan meluas. Oleh karenanya, kesiapan kita semua majelis-majelis agama untuk terus memberi informasi yang utuh, informasi yang membangun, serta informasi-informasi yang tidak menyesatkan," kata Agus Salim.

Ia mengatakan, pelarangan terhadap umat beragama untuk beribadah merupakan tindakan inkonstitusional, dan hal itu adalah tindakan kriminal yang dapat menghancurkan kesatuan dan persatuan antar umat beragama yang ada di Indonesia.

Sementara Kepala Badan Kesbangpol, Rusdjiman mengatakan, insiden yang terjadi di Tolikara dapat menjadi pemicu kerusuhan di berbagai daerah di Indonesia. Berbagai antisipasi dari pemerintah bekerja sama dengan para tokoh agama, ormas, aparat dilakukan agar suasana di Banten khusunya tetap kondusif.

"Di Papua tidak pernah terjadi kerusuhan yang nuansa agama, dan sekarang terjadi. Kalau boleh curiga, mungkin ada orang asing atau negara lain yang berkepentingan dengan Papua sehingga mengancam keutuhan NKRI," kata Rusdjiman.

Pewarta: Mulyana

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015