Jakarta (Antara News) - Pengamat dibidang infrastruktur dan properti, Hiramsyah S. Thaib mengatakan pembangunan jalan tol yang kini terus dipercepat harus diikuti dengan pengembangan kawasan untuk menumbuhkan ekonomi lokal.

"Kehadiran jalan tol seharusnya dapat memberikan manfaat seluas-luasnya bagi masyarakat sekitar. Untuk itu perlu segera difasilitasi pengembangan usaha kecil dan menengah di kawasan tersebut," kata Hiramsyah saat dihubungi, Senin.

Hiramsyah melihat industri akan terdukung dengan adanya jalan tol karena biaya logistik akan menjadi jauh lebih murah, tetapi harus juga diingat sektor usaha kecil dan menegah jangan sampai terancam nasibnya.

Asumsinya berdasarkan data lalu lintas harian rata-rata (LHR) tol Jakarta - Cikampek saat normal tercatat 11.000 kendaraan kalau masing-masing kendaraan membelanjakan Rp50.000 saja untuk makan dan minum berarti terdapat Rp550 juta uang yang dibelanjakan di luar jalan tol per hari, sedangkan disaat lebaran ini LHR mencapai 160.000 berarti uang yang dibelanjakan seharusnya dapat mencapai Rp1,7 miliar lebih.

Kehadiran tol Cikampek - Palimanan akan membuat pengguna kendaraan yang biasa ke luar di gerbang Cikopo, akan memilih melanjutkan perjalanan melalui jalan tol. Ini berarti perekonomian yang selama ini hidup di sepanjang Pantura  dapat terancam kelangsungannya.

Salah satu solusinya dengan memberikan peluang kepada sektor usaha kecil dan menengah tersebut untuk berbisnis di tempat istirahat (rest area) yang disediakan di jalan tol, kata Hiramsyah.

Hiramsyah yang juga salah satu penggagas pembangunan jalan tol Kanci - Pejagan mengatakan pengelola jalan tol dapat menggandeng kalangan perguruan tinggi untuk membuat membangun sentra usaha kecil dan menengah di rest area atau lokasi yang berdekatan dengan akses masuk dan keluar jalan tol.

"Jangan sampai pengusaha restoran, oleh-oleh, perajin tradisional kehilangan omzetnya dengan adanya jalan tol, segera dipikirkan agar pengusaha-pengusaha tersebut dapat difasilitasi ke dalam rest area jalan tol," kata Hiramsyah.

Hiramsyah mengatakan pemberdayaan usaha kecil dan menengah ini seharusnya sudah direncanakan secara matang sebelum jalan tol beroperasi dengan tujuan pengembangan lebih tertata dan terkendali.

Hiramsyah mengungkapkan seringkali pengembangan UKM gagal karena tidak didukung pembangunan ekosistem yang memadai misalnya saja akses pendanaan dengan membangun layanan perbankan, layanan pendampingan bagi UKM, pelatihan, dan pemasaran.

Pelatihan misalnya saja bagaimana membuat kemasan yang menarik terhadap produk jajanan tradisional, tentunya dengan melibatkan fakultas seni rupa dengan difasilitasi pemerintah daerah, kemudian untuk pemasaran bagaimana cara menjual yang baik bisa berkerja sama dengan fakultas ekonomi, jelas Hiramsyah.

Hiramsyah mengatakan disepanjang jalur Pantura banyak wisata kuliner dan wisata belanja, seharusnya ini menjadi peluang dalam pengembangan jalan tol. Bagaimana wisata kuliner dan wisata belanja ini dapat dipindahkan di rest area jalan tol.

"Saya rasa kalau sentra usaha kecil dan menengah ini dapat dikembangkan di koridor jalan tol dampaknya akan dahasyat," ujar dia.

Sedangkan Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Hermanto Dardak mengatakan dalam pengembangan jalan tol pemerintah juga telah mempersiapkan perencanaan pengembangan klaster industri di sekitar kawasan jalan tol.

Klaster-klaster industri nantinya akan terkoneksi langsung dengan jalan tol, tujuannya agar ekonomi daerah di klaster itu berada juga dapat berkembang, termasuk dalam hal ini usaha kecil dan menengah, jelas Hermanto.

Dia mencontohkan kawasan industri Cikarang, yang saat ini sudah berkembang sangat pesat di dalamnya terdapat usaha besar, menengah, dan kecil yang hidup berdampingan.

Pemerintah, kata Hermanto, juga akan memberikan dukungan infrastruktur di dalam pengembangan klaster industri tersebut seperti pembangunan pelabuhan laut dan pelabuhan udara. Seperti kehadiran tol Cikampek = Palimanan melewati pelabuhan udara Kalijati yang ke depannya dapat dikembangkan menjadi pelabuhan udara komersial, apalagi di kawasan tersebut sudah tumbuh berbagai industri.

Hermanto mengatakan salah satu tugas institusi yang dipimpinnya adalah meyakinkan pembangunan infrastruktur akan memberikan manfaat bagi pertumbuhan industri, serta memberikan kontribusi ekonomi bagi kota-kota di sekitarnya.

"Jadi tidak hanya output berupa pembangunan fisik saja, tetapi outcome juga harus jelas yakni memberikan dampak kesejahteraan bagi masyarakat sekitar," kata Hermanto.

Terdapat tiga langkah yang diambil dalam pengembangan wilayah tersebut meliputi perencanaan, program, dan pengendalian sehingga rencana induk (master plan) yang disiapkan dapat berjalan dengan baik untuk itu dibutuhkan peran dari berbagai pihak, jelas Hermanto.

Hermanto mengatakan sudah ada tugas bagi masing-masing pihak siapa harus melakukan apa. Kalau di pusat sudah ada payung hukumnya melalui peraturan menteri, tinggal diimplementasi dengan pemerintah daerah dan swasta untuk pengembangannya.

"Kita sebelumnya sudah ada kesepakatan-kesepakatan agar masing-masing pihak memiliki komitmen dalam pengembangan kawasan, termasuk apabila di kawasan tersebut akan dikembangkan sebagai kawasan strategis," ujar dia. ***3***

Pewarta: Ganet Dirgantoro

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015