Jakarta (Antara News) - Fakultas Kedokteran Universitas Negeri Sebelas Maret (FK UNS) berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan meraih award (penghargaan) dalam kongres dermatologi dunia di Vancouver Kanada tangal 8 - 12 Juni 2015.

"Kami tidak menyangka akan dipilih dari sebanyak 100 peserta yang berasal berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang hadir dalam ajang tersebut," kata Prof. Dr. dr. Harijono Kariosentono, SpKK(K), FINSDV saat dihubungi, Kamis.

Harijono mengatakan, dalam ajang tersebut masing-masing perwakilan perguruan tinggi diminta mengajukan jurnal penelitian berikut poster menyangkut penelitian tersebut.

"Kami pada saat itu mengajukan lima judul jurnal penelitian berikut poster untuk kemudian dipresentasikan, ternyata team juri yang terdiri dari ahli-ahli dermatologi  memilih dua jurnal penelitian dan satu poster untuk dijadikan pemenang, kata Harijono.

Jurnal ini berasal dari anak-anak didik di FK UNS yang tengah mengambil spesialiasi kulit dan kelamin, ujar dia.

Harijono mengatakan sangat bangga atas penghargaan yang telah diberikan dalam ajang tersebut yang menunjukkan UNS khususnya Fakultas Kedokteran telah diakui dunia dalam melakukan inovasi.

Dia menyampaikan FK UNS saat itu mengajukan presentasi mengenai penggunaan sel punca (stem cell) untuk peremajaan kulit.

"Seperti diketahui stem cell di dunia saat ini masih dalam tahap penelitian. Fakultas Kedokteran UNS sendiri terus mengembangkan penelitian ini agar dapat memberikan manfaat bagi umat manusia," kata Harijono.

Dia berharap meskipun saat ini masih dalam tahap penelitian, penemuan cell punca ini nantinya akan menjadi awal perkembangan teknologi modern kedokteran di Indonesia tidak kalah dibanding negara lain di dunia.

Memang saat ini pemanfaatan sel tersebut baru diuji cobakan kepada hewan dalam hal ini tikus, sejauh ini memiliki hasil yang positif, kata Harijono.

Sel punca sendiri didapat dari ari-ari bayi, sum-sum tulang, dan lemak. Kami saat ini tengah meneliti pemanfaatan sel punca yang berasal dari lemak untuk regenerasi kulit manusia, jelas dia.

Tikus yang kita suntikan dengan sel punca dalam kurun waktu tiga sampai empat minggu menunjukkan kepadatan kolagen pada kulitnya, jelas Harijono.

"Semakin mahluk hidup berusia lanjut kepadatan kolagennya semakin berkurang, kalau penelitian ini berhasil akan menjadi terobosan bagi dunia kedokteran," ujar dia.

"Anda bisa bayangkan orang yang yang cacat karena luka bakar dapat disembuhkan dengan pengobatan stemm cell," jelas dia.

Namun untuk uji coba kepada manusia, Harijono mengatakan, perjalanannya masih panjang, masih banyak tahapan-tahapan yang harus dilalui.




Pewarta: Ganet

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015