Indonesia akan menyelenggarakan perhelatan akbar forum Konfrensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 (Group of 20) pada 15 - 16 November 2022 di Bali.

Tentu saja perhelatan ini menjadi momentum penting bagi Presidensi G-20 Indonesia untuk membuktikan kepada dunia bahwa Indonesia mempunyai peranan penting di dunia internasional karena mampu menyatukan kebhinnekaan global melalui sebuah forum multilateral bersama.

Sebagai pakar komunikasi dan pengamat kebijakan publik, Sony Subrata menilai, penyelenggaraan Presidensi G-20 Indonesia sebagai forum kerja sama sangatlah penting bagi Indonesia karena peran Indonesia akan semakin diakui dunia internasional.

"Perhelatan G-20 ke-17 yang diadakan bulan November ini di Bali menjadi ajang amat penting bagi Indonesia dan perannya di dunia internasional." ungkap Sony Subrata pada Sabtu (05/11/2022) di Jakarta.

Sony menilai, perhelatan Presidensi G-20 di Indonesia sangatlah tidak mudah. Sony menyebut peran Presiden Joko Widodo dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sangatlah krusial, karena melalui berbagai upaya diplomasi, Indonesia mendapatkan dukungan dari hampir semua negara.

"Peran strategis Presiden Jokowi dan diplomasi Ibu Retno Marsudi sebagai Menteri Luar Negeri Indonesia, dipantau oleh masyarakat dunia dan akhirnya mendapatkan dukungan penuh. Pada saat bersamaan, rakyat Indonesia juga akan ramai memperbincangkan kegiatan akbar ini." tambah Sony.

Lebih lanjut Sony Subrata menjelaskan, sebagai perhelatan internasional yang menyita perhatian publik, tentu saja ajang Presidensi G-20 di Bali akan ramai dibicarakan oleh masyarakat Indonesia maupun internasional.

Sony mengungkapkan, sebuah platform pemantau cerdas digital bernama Fenometer, akan membaca dan menganalisa semua fenomena sosial dan politik di perbincangan digital, khususnya ajang Presidensi G20. Lewat Fenometer, semua percakapan di media sosial akan memberikan banyak informasi dan data yang menarik untuk dicermati.

"Fenometer sebagai sarana pemantauan percakapan publik di media sosial, termasuk di Twitter, Instagram, Facebook, YouTube dan TikTok, akan memberikan banyak insights bagi pemerintah dan pemangku kepentingan lain, seperti kalangan akademisi, NGO dan komunitas internasional. Algoritma Fenometer perlu memantau percakapan seputar G-20 di Indonesia secara non-stop," kata Sony.

Sementara itu Teguh Handoko yang merupakan founder Fenometer mengungkapkan, Fenometer hadir di Indonesia untuk membantu dan membaca semua fenomena sosial dan politik untuk mengukur popularitas dan juga memahami suara publik.

“Kehadiran Fenometer akan membantu pemerintah dan masyarakat agar lebih melek literasi digital dengan meningkatkan kemampuan membaca dan menganalisa fenomena sosial dan politik di perbincangan digital - tanpa henti pada semua platform media online dan media sosial yang ada.” pungkas Teguh Handoko.

Pewarta: Susmiatun Hayati

Editor :


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022