Serang (Antara News) - Provinsi Banten masih mengandalkan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, sebagai pelabuhan muat komoditas ekspor nonmigas yang akan dikirim ke berbagai negara tujuan.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten Mashuri di Serang, Senin (15/6), mengatakan hampir 90 persen barang ekspor dikirim melalui pelabuhan Tanjung Priok, hanya 4,24 persen menggunakan Pelabuhan Tanjung Leneng dan 3,72 persen memanfaatkan Pelabuhan Cigading.
Mashuri mengatakan Provinsi Banten sampai saat ini belum memiliki pelabuhan internasional sehingga segala aktivitas bongkar muat barang baik tujuan ekspor maupun impor menggunakan Pelabuhan Tanjung Priok, sebagai pelabuhan internasional yang lebih dekat jaraknya dengan Banten.
Seperti ekspor Banten pada April 2015, melalui Pelabuhan Tanjung Priok mencapai nilai 724,47 juta dolar AS (85,61 persen), disusul oleh Pelabuhan Tanjung Leneng dan Pelabuhan Cigading, masing-masing senilai 41,01 juta dolar AS (4,85 persen) dan 37,97 juta dolar AS (4,49 persen).
Mashuri mengatakan Pemerintah Provinsi Banten sebenarnya sudah lama menginginkan dibangunnya pelabuhan berskala internasional di Kecamatan Bojonegara, namun berbagai kendala terutama dana maka sampai saat ini rencana tersebut belum juga terwujud.
"Padahal Ground breaking Pelabuhan Bojonegara sendiri telah dilakukan oleh Megawati Soekarno Putri sewaktu menjabat sebagai Presiden pada 2003," katanya.
Mashuri mengharapkan pembangunan Pelabuhan Bojonegara tersebut kembali dilanjutkan, apalagi pemerintah yang dipimpin Jokowi-JK lebih mengutamakan program kemaritiman, salah satunya membangun tol laut.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Banten Rano Karno, kata Mashuri, pernah menyinggung tentang Pelabuhan Bojonegara yang diharapkannya mendapat perhatian dari Jokowi dan agar masuk dalam program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Pelabuhan Bojonegara selain dapat meringankan beban pelabuhan Tanjung Priok yang telah kelebihan beban, juga dapat mempercepat pembangunan ekonomi masyarakat Banten, katanya.
"Dilanjutkannya pembangunan pelabuhan Bojonegara juga akan mendatangkan multiplier effect yang signifikan terhadap percepatan pembangunan di Banten yang juga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi mengatakan Nilai ekspor April 2015 mengalami peningkatan pada sebagian besar pelabuhan muat kecuali Pelabuhan Merak, Pelabuhan Tanjung Leneng dan gabungan dari pelabuhan lain di luar Banten.
Peningkatan terbesar terjadi pada Pelabuhan Tanjung Priok yang mencapai 51,33 juta dolar AS dan terendah pada Bandar Udara Halim Perdana Kusuma yang naik 0,01 juta dolar AS, sementara penurunan tertinggi berasal dari Pelabuhan Merak dengan peningkatan sebesar 3,22 juta dolar AS.
Secara kumulatif, kata Suhaimi, ekspor Januari–April 2015 melalui hampir seluruh pelabuhan muat mengalami penurunan, kecuali pada Pelabuhan Cigading dan Bandara Sukarno-Hatta yang mengalami peningkatan dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.
Peran ekspor kumulatif untuk periode Januari–April 2015 dari pelabuhan muat di luar Banten masih terlihat lebih dominan dalam kegiatan ekspor Banten dibanding peran seluruh pelabuhan muat di Banten.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015