Lebak (Antara News) - Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Lebak meminta unit pembenihan rakyat dapat "mencetak" benih unggul untuk meningkatkan produksi guna mendukung swasembada ikan di daerah itu.

"Tahun ini kita mengoptimalkan pembinaan pada pembudi daya ikan air tawar, diantaranya sebanyak 21 kelompok unit pembenihan rakyat (UPR)," kata Kepala Bidang Produksi Ikan Tawar Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Lebak, Banten Dadang Lesmana di Lebak, Kamis.

Saat ini, UPR yang mengembangkan benih ikan emas dan lele pertumbuhan pembesarannya  relatif lambat dibandingkan yang didatangkan dari Sukabumi dan Cianjur.

Keterlambatan produksi tersebut akibat benih induknya sudah berusia di atas tiga tahun, sehingga kualitas benihnya kurang bagus.

Karena itu, banyak pembudidaya pembesaran mengalami kerugian karena  keterlambatan produksi itu.

"Kami berharap UPR dapat mencetak benih unggul dengan usia induknya di bawah tiga tahun," katanya.

Ia mengatakan, saat ini  memfokuskan pembinaan terhadap 21 UPR agar mampu mencetak benih yang berkualitas, sehingga dapat mendorong swasembada ikan air tawar.

UPR itu tersebar di Kecamatan Cipanas, Warunggunung, Sobang, Muncang dan Cikulur dan Maja. Diharpkan selain mencetak benih unggul juga bisa memasok kepada kelompok-kelompok pembudidaya ikan tawar.

Ia menyebutkan, saat ini kelompok pembudidaya ikan tawar tercatat 219 kelompok dan sebanyak 345 unit pembenihan rakyat (UPR) tersebar di 28 kecamatan.

Selama ini, kata dia, produksi ikan air tawar   Lebak belum bisa memenuhi kebutuhan masyarakat Provinsi Banten mencapai dua juta ton per hari. Jenis ikan yang dibudidayakan, yakni ikan mas, nila, gurame, dan lele.

Sebetulnya, Lebak merupakan daerah sentra ikan lele di Kecamatan Maja, Warunggunung dan gurame di Kecamatan Cileles.

Ketua UPR Kecamatan Cibadak Ahmad mengaku pihaknya terus meningkatkan kualitas benih melalui pembinaan maupun pelatihan yang diselenggarakan DKP Lebak.

Saat ini, kata dia, sedang  mencetak bibit lele unggul varietas sangkuriang guna menunjang program swasembada pangan.

"Benih ini selama 60 hari bisa dipanen dengan biaya produksi relatif hemat," katanya.

Ia menambahkan benih lele unggul Sangkuriang ini menggunakan indukan resmi bersertifikat SKAI dari Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi.

Kelebihan benih Sangkuriang bisa menggunakan kolam terpal berukuran 2x3 meter juga proses pembesarannya lebih cepat dibandingkan dengan lele jumbo atau phyton.

"Biaya pemberian pakan relatif murah dan terjangkau dengan menghasilkan keuntungan yang besar," katanya.

Pewarta: Mansyur

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015