Pandeglang (AntaraBanten) - Pemerintah Kabupaten Pandeglang pada 2015 melaksanakan gerakan peningkatan pengelolaan tanam terpadu (GPPTT) untuk meningkatkan produksi gabah di daerah tersebut.

"GPPTT ini dilaksanakan pada lahan 1.500 hektare tersebar di lima kecamatan, yakni Pandeglang, Koroncong, Majasari, Cadasari dan Karangtanjung," kata Sekretaris Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Pandeglang Winarno di Pandeglang, Selasa.

Kegiatan itu, kata dia, mendapat dukungan penuh dari Kementerian Pertanian, dan semua biaya yang dikeluarkan untuk program tersebut berasal dari pemerintah pusat.

Menurut dia, pada setiap kecamatan itu akan dilaksanakan GPPTT seluas 300 hektare dan seluruh biaya pengolahan lahan, pengadaan benih serta pupuk berasal dari Kementerian Pertanian.

Menurut dia, GPPTT merupakan pengganti dari program sekolah lapang pengelolaan lahan terpadu (SLPTT) dengan beberapa perbedaan.

Dari sisi pembiayaan, kata dia, pada SLPTT hanya diberikan untuk satu hektare dari 25 hektare yang dikelola kelompok tani, sedangkan pada GPPTT semuanya dibiayai, jadi petani hanya melaksanakan.

Kemudian, lanjut dia, dari sistem penanaman pada GPPTT diwajibkan menggunakan pola legowo, yakni disediakan ruang pada sawah yang ditanami padi.

"Fungsi ruang/legowo itu yakni mudah dalam melakukan pemupukan, pemeliharaan padi lebih gampang dan batang bawah padi terkena sinar matahari," katanya.

Berdasarkan penelitian dan pengalaman para petani yang menggunakan sistem legowo hasilnya lebih tinggi dibandingkan nonlegowo.

Dengan adanya program itu, Winarno menyatakan optimistis peningkatkan produksi padi minimal lima persen dari produksi tahun lalu bisa direalisasikan.

Produksi gabah kering giling pada 2014 sebanyak 742.546,98 ton, terdiri dari padi sawah  664.116,60 ton dan padi ladang 78.430,18 ton.

Pewarta: Sambas

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015