Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten menginstruksikan fasilitas kesehatan menyetop sementara pemberian obat sirup sambil menunggu hasil penelitian yang dilakukan pemerintah terkait dengan kasus gagal ginjal akut misterius.
"Kita sudah memerintahkan semua pelayanan kesehatan untuk menghentikan sementara obat sirup," kata Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak dr Budi Mulyanto di Lebak, Kamis.
Baca juga: Disperindag Lebak gelar OP untuk jaga stabilisasi harga bahan pokok
Baca juga: Disperindag Lebak gelar OP untuk jaga stabilisasi harga bahan pokok
Penyetopan obat sirup sementara itu berdasarkan instruksi dari Kementerian Kesehatan setelah ditemukan obat sirup dari luar negeri yang mengandung etilen glikol (EG) maupun dietilen gokil (DEG) untuk produk obat batuk/parasetamol.
Saat ini, kata dia, semua jenis obat sirup disetop sementara dulu penggunaannya sambil menunggu kepastian dari pemerintah.
Karena itu, pihaknya meminta seluruh fasilitas kesehatan di Kabupaten Lebak untuk sementara tidak memberikan sirup tersebut kepada pasien.
"Kami minta fasilitas kesehatan di 43 puskesmas, 50 klinik, 30 apotek dan empat rumah sakit agar menyetop obat sirup itu," katanya.
Menurut dia, masyarakat tidak panik adanya penyetopan obat sirup tersebut, namun lebih mengutamakan pola hidup sehat dan asupan gizi yang baik kepada anak-anak agar memiliki kekuatan tubuh, sehingga tidak mudah terserang penyakit.
Selain itu, jika anak-anak mengalami demam dan pilek agar berkonsultasi dengan dokter dan diberikan obat puyer atau obat racikan.
Apabila anak di rumah mengalami demam, katanya, sebaiknya dikompres menggunakan air hangat dengan kain tipis, sedangkan kebutuhan cairan dalam tubuh terpenuhi.
"Kami minta masyarakat tetap tenang adanya obat sirup produk India bisa menimbulkan ginjal akut hingga mengakibatkan kematian," katanya.
Kepala Bagian Humas RSUD Adjidarmo Rangkasbitung dr Jauhari Assukry mengatakan pihaknya tetap mengikuti instruksi dari Kemenkes dengan menyetop sementara penggunaan obat sirup.
"Kita sementara tidak memberikan obat sirup dulu, sebelum ada hasil penelitian dari Kemenkes," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022