Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Banten PT Agrobisnis Banten Mandiri (ABM) siap untuk membantu pemerintah dalam upaya pengauatan ketahanan pangan di Provinsi Banten
Direktur Utama PT ABM H. Syaiful Wijaya di Serang, Rabu, mengemukakan, potensi wilayah Banten sangat besar di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Namun, potensi-potensi itu belum dikembangkan dengan optimal.
Baca juga: Semarakkan HUT Banten ke-22, Jasa Raharja bagikan door prize kepada wajib pajak di Samsat Serpong
"Menjawab tantangan tersebut, kami hadir untuk menjadi jembatan dan mendorong kemandirian pertanian Banten," kata Syaiful Wijaya.
Syaiful mengungkapkan, saatnya Banten menjadi produsen pertanian, peternakan, dan perikanan yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan menjadi pemasok komoditas ke ibukota Jakarta dan beragam daerah lainnya.
Saat ini Provinsi Banten menempati 10 besar produsen beras nasional sesuai dengan data BPS Produksi padi di Provinsi Banten sepanjang Januari hingga Desember 2021 mencapai sekitar 1,60 juta ton gabah kering giling (GKG), atau mengalami penurunan sekitar 51,92 ribu ton GKG (3,14 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 1,66 juta ton GKG.
Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 446,93 ribu ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 28,91 ribu ton GKG.
Menurutnya, PT ABM harus aktif melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, organisasi, dan korporasi dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengantisipasi krisis dengan swasembada pangan, minimal terpenuhinya ketahanan pangan per kepala keluarga khususnya masyarakat Banten.
“Saya cukup optimis. Semua daerah memproduksi beras terutama wilayah Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak dan Kota Serang. Hanya masalah di distribusi dan menjadi daerah yang memproduksi dan menyuplai kebutuhan pangan," katanya
“Kita akan sentuh kembali produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. Pembenahan hulu hingga hilir, meningkatkan produksi di hulu dan pembenahan distribusi di hilir," Syaiful menambahkan.
Direktur Operasional Ilham Mushtofa mengatakan BUMD memiliki peran penting dalam ketahanan pangan di Banten. Disamping itu, BUMD juga dituntut untuk bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sesuai tujuan pendirian BUMD yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 11 tahun 2019.
"Untuk itu, kita diharuskan memiliki terobosan yang baru dan inovatif, agar perusahaan lebih produktif dan mampu memberikan kontribusi dalam mendukung peningkatan pendapatan daerah," kata Musthofa.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
Direktur Utama PT ABM H. Syaiful Wijaya di Serang, Rabu, mengemukakan, potensi wilayah Banten sangat besar di sektor pertanian, perikanan, dan peternakan. Namun, potensi-potensi itu belum dikembangkan dengan optimal.
Baca juga: Semarakkan HUT Banten ke-22, Jasa Raharja bagikan door prize kepada wajib pajak di Samsat Serpong
"Menjawab tantangan tersebut, kami hadir untuk menjadi jembatan dan mendorong kemandirian pertanian Banten," kata Syaiful Wijaya.
Syaiful mengungkapkan, saatnya Banten menjadi produsen pertanian, peternakan, dan perikanan yang mampu memenuhi kebutuhan sendiri dan menjadi pemasok komoditas ke ibukota Jakarta dan beragam daerah lainnya.
Saat ini Provinsi Banten menempati 10 besar produsen beras nasional sesuai dengan data BPS Produksi padi di Provinsi Banten sepanjang Januari hingga Desember 2021 mencapai sekitar 1,60 juta ton gabah kering giling (GKG), atau mengalami penurunan sekitar 51,92 ribu ton GKG (3,14 persen) dibandingkan 2020 yang sebesar 1,66 juta ton GKG.
Produksi padi tertinggi pada 2021 terjadi pada bulan Maret, yaitu sebesar 446,93 ribu ton GKG sementara produksi terendah terjadi pada bulan Januari yaitu sebesar 28,91 ribu ton GKG.
Menurutnya, PT ABM harus aktif melakukan kolaborasi dengan pemerintah daerah, organisasi, dan korporasi dalam pemberdayaan masyarakat untuk mengantisipasi krisis dengan swasembada pangan, minimal terpenuhinya ketahanan pangan per kepala keluarga khususnya masyarakat Banten.
“Saya cukup optimis. Semua daerah memproduksi beras terutama wilayah Kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak dan Kota Serang. Hanya masalah di distribusi dan menjadi daerah yang memproduksi dan menyuplai kebutuhan pangan," katanya
“Kita akan sentuh kembali produk-produk yang dibutuhkan masyarakat. Pembenahan hulu hingga hilir, meningkatkan produksi di hulu dan pembenahan distribusi di hilir," Syaiful menambahkan.
Direktur Operasional Ilham Mushtofa mengatakan BUMD memiliki peran penting dalam ketahanan pangan di Banten. Disamping itu, BUMD juga dituntut untuk bisa memberikan manfaat nyata bagi masyarakat sesuai tujuan pendirian BUMD yang tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 11 tahun 2019.
"Untuk itu, kita diharuskan memiliki terobosan yang baru dan inovatif, agar perusahaan lebih produktif dan mampu memberikan kontribusi dalam mendukung peningkatan pendapatan daerah," kata Musthofa.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022