Lebak (AntaraBanten) - Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Banten, mendorong petani mengembangkan jamur tiram karena permintaan pasarnya cenderung meningkat.

"Kami berharap petani bisa memenuhi permintaan pasar Induk Tanah Tinggi Tangerang karena sehari membutuhkan jamur tiram sekitar 2,5 ton," kata Kepala Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Lebak Dede Supriatna saat dihubungi di Lebak, Minggu.

Pengembangan usaha budi daya jamur tiram tersebut untuk menjadi usaha sampingan bagi petani sebab kebanyakan petani hanya mengandalkan ekonomi dari tanaman pangan, hortikultura dan palawija.

Karena itu, pihaknya mendorong usaha jamur tiram, selain meningkatkan pendapatan ekonomi petani juga menciptakan lapangan pekerjaan baru.

"Kami minta kelompok tani dapat mengembangkan usaha jamur tiram karena secara langsung dapat meningkatkan pendapatan petani," katanya.

Dede memberikan apresiasi terhadap kelompok tani Desa Pasar Keong Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak mampu meningkatkan pendapatan ekonomi melalui usaha jamur tiram.

Mereka bisa memasok kebutuhan pasar lokal dan setiap hari bisa mengeruk keuntungan antara Rp300-400 ribu.

"Kami minta petani terus mengembangkan usaha itu sehingga dapat mengurangi kemiskinan dan pengangguran," katanya.

Seorang petani Desa Pasar Keong Kabupaten Lebak Ahmad mengatakan bahwa dirinya kini mengembangkan usaha jamur tiram, selain usaha pertanian pangan.

Sebab usaha jamur tiram cukup membantu ekonomi keluarga.

Pengembangan budi daya jamur tiram itu karena permintaan pasar cukup tinggi dan harganya relatif bagus.

Saat ini, harga jamur tiram di tingkat penampung sebesar Rp12.000/kg.

"Kami merasa terbantu ekonomi keluarga dari usaha jamur tiram itu," katanya.

Produksi jamur tiram tersebut dipasok ke sejumlah pasar di Kabupaten Lebak.

Bahkan, kata dia, perajin merasa kewalahan karena banyak permintaan dari luar daerah.

"Kami saat ini hanya mampu memenuhi pasar lokal saja," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015