Lebak (AntaraBanten) - Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak, Banten meminta warganya dalam menghadapi pascabanjir untuk mewaspadai berbagai penyakit menular sehingga tidak menimbulkan kasus kejadian luar biasa.


"Kami berharap masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaan agar tidak terserang penyakit menular pascabanjir," kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak Maman Sukirman saat dihubungi di Lebak, Kamis.

Ia mengatakan, pihaknya mengoptimalkan petugas tim gerak cepat (TGC) pascabanjir di empat kecamatan antara lain Rangkasbitung, Wanasalam, Cimarga dan Banjarsari.

Sebab pascabanjir dikhawatirkan berkembang penyakit menular, seperti penyakit kulit, diare, demam, ISPA dan DBD.

Mereka petugas TGC, selain memberikan pengobatan juga menyampaikan penyuluhan sebagai bentuk promosi kesehatan.

Selain itu juga masyarakat diharapkan dapat meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.

Disamping itu menjaga kebersihan lingkungan juga menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS)  dengan gaya hidup tidak merokok atau minuman beralkohol.

"Kami minta warga pascabanjir benar-benar harus menjaga kebersihan lingkungan dan PHBS agar terhindar penyakit menular yang mematikan itu," ujarnya.

Menurut dia, kasus penyebaran penyakit DBD 2014 meningkat hingga mencapai 289 kasus dan dilaporkan empat penderita meninggal.

Sedangkan penyakit  DBD 2013 tercatat 263 orang, namun kasus yang meninggal lebih tinggi mencapai lima orang.

Meningkatnya kasus DBD tersebut akibat rendahnya masyarakat melaksanakan gotong royong untuk kegiatan gerakan kebersihan lingkungan, seperti mengubur, menguras dan menimbun.

Selain itu juga pemberantasan sarang nyamuk (PSN) untuk memutus mata rantai penularan DBD.

Biasanya, pada musim hujan berpotensi berkembangbiaknya nyamuk aedes aegefty.

"Kami minta masyarakat menjaga kebersihan dan pemberantasan PSN untuk memutus mata rantai penyebaran penyakit DBD yang mematikan itu," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2015