Lebak (AntaraBanten) - Produk kerajinan pendidikan luar sekolah binaan Lembaga Kursus dan Pelatihan serta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat Kabupaten Lebak, Banten siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean yang diberlakukan akhir 2015.

"Kami mengembangkan inovasi terhadap warga belajar pada Pendidikan Luar Sekolah (PLS) agar mempersiapkan diri menghadapi pasar bebas Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) dengan usaha ekonomi kreatif di masyarakat," kata Kepala Bidang Pendidikan Non Formal Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Abdul Malik saat dihubungi di Lebak, Kamis.

Menurut dia, pihaknya telah mengoptimalkan ekonomi kreatif di masyarakat melalui pembinaan Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) serta Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM).

Produk ekonomi kreatif yang kini dikembangkan oleh PKBM antara lain usaha Tepung Kasapa yang bahan bakunya terbuat dari singkong.

Produk tanaman ubi kayu di Kabupaten Lebak itu melimpah sehingga bisa dimanfaatkan sebagai Tepung Kasapa.

Pemanfaatan singkong itu jika dijual harganya relatif murah, sehingga memiliki nilai tambah bila diproduksi tepung.

Biasanya, Tepung Kasapa itu digunakan sebagai bahan dasar aneka jenis makanan atau kuliner.

Selain itu juga budidaya penggemukan lele serta kerajinan piring yang terbuat dari sapu lidi.

Bahkan, produk piring sapu lidi itu permintaan pasar cukup tinggi.

Produk lainya, kata dia, pengembangan budidaya madu dan jamur tiram yang dikembangkan PKBM Jazirah Kecamatan Cibadak.

Pengembangan ekonomi kreatif yang dilakukan warga belajar binaan PKBM tersebut diharapkan bisa meningkatkan produksi sehingga bisa bersaing dengan produk-produk kerajinan dengan negara lain.

"Kami optimistis pengembangan ekonomi kreatif yang dilakukan warga belajar PKBM itu bisa menembus pasar Asean 2015," ujar Malik.

Malik menyebutkan, sasaran warga belajar yang mengikuti di 91 LKP itu dapat memutus mata rantai kemiskinan.

Hal itu karena banyak warga belajar yang tidak memiliki kompetensi atau kemampuan kerja juga lilitan ekonomi serta putus sekolah.

Karena itu, pemerintah daerah memiliki tanggung jawab untuk mensejahterakan kehidupan ekonomi mereka.

"Kami yakin melalui pelatihan kecakapan hidup itu mereka bisa mandiri di masyarakat dan tidak menggantungkan hidupnya kepada keluarga maupun orang lain," ungkapnya.

Sementara itu, sejumlah warga belajar PKBM Jazirah Kabupaten Lebak mengaku bahwa mereka kini hidup mandiri dengan membuka usaha kerajinan jamur tiram.

Produk jamur tiram itu cukup prospektif karena permintaan pasar cukup tinggi.

Mereka, para perajin produk jamur tiram diharapkan meningkatkan kualitas sehingga bisa menembus pasar bebas MEA 2015.

"Kami berharap kerajinan jamur tiram ini dapat menumbuhkan ekonomi keluarga juga menyerap lapangan pekerjaan," kata Aminah, warga Kecamatan Cibadak Kabupaten Lebak.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014