Jakarta (Antara News) - Ketua Asosiasi Pengelola Reksa Dana Indonesia (APRDI) Denny R. Thaher mengatakan, reksa dana masih menjadi investasi yang menguntungkan ditengah-tengah tingginya inflasi yang menggerus mata uang rupiah.


"Imbal hasil reksa dana saham tahun 2013 rata-rata berkisar 15-20 persen sedangkan inflasi pada tahun tersebut 8-9 persen," kata Denny pada pembukaan Pekan Reksa Dana di Mal Kota Kasablanka Jakarta, Jumat.

Menurut dia, apabila inflasi tinggi maka pegangan yang dapat dipakai agar dapat bertahan minimal return (imbal hasil) investasi dengan inflasi sama, tetapi kalau mau untung return harus lebih besar lagi.

Denny mengatakan, Pekan Reksa Dana (PERDANA) diikuti 19 perusahaan Manajer Investasi dan 3 bank agen penjual reksa dana berlokasi di grand atrium Mal Kota Kasablanka diselenggarakan 7 - 9 November 2014 (Jumat - Sabtu).

Denny mengakui jumlah investor reksa dana di Indonesia belum terlalu banyak baru 179.148 investor. Hal ini disebabkan masih banyak masyarakat yang belum mengetahui instrumen investasi ini sehingga masih banyak yang menganggap resikonya tinggi.

Denny mengatakan, kehadiran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini membuat kegiatan reksa dana diawasi secara ketat berikut dengan berbagai peraturan dan perundangan yang membuat instrument ini merupakan investasi yang aman.

"Kalau disebut memiliki resiko, semua investasi memiliki resiko tinggal masyarakat ingin menempatkan dimana. Yang jelas apabila di reksa dana semua peraturan sudah sangat mendukung," kata Denny.

Hal ini dibenarkan Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal 2 OJK M. Noor Rachman yang mengatakan, institusinya akan terus berupaya meningkatkan keamanan dan memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai produk-produk investasi yang tepat dan aman.

Rachman mengatakan, kanal distribusi reksa dana juga semakin diperluas agar dapat menjangkau masyarakat di berbagai daerah. Pembelian reksa dana saat ini dapat dilaksanakan secara online melalui komputer dan internet.

"Bahkan kini dengan dana Rp100.000 masyarakat sudah dapat membeli unit reksa dana," ujar dia.

OJK, kata Rachman, juga telah mendorong Manajer Investasi menggandeng pihak bank untuk memasarkan reksa dana bagi nasabah melalui Asosiasi Bank Agen Penjual Efek Reksa Dana Indonesia (ABAPERDI).

Lebih jauh Denny mengatakan, dana kelolaan Manajer Investasi saat ini sudah mencapai Rp224,26 triliun, sedangkan Manajer Investasi saat ini sudah mencapai 77 perusahaan. "Target kami tahun 2017 dana kelolaan bisa mencapai Rp1000 triliun dengan jumlah investor 5 juta orang.

Kegiatan Pekan Reksa Dana yang pada tahun 2014 diselenggarakan di Medan, Bandung, Surabaya, dan Jakarta diharapkan dapat menambah investor reksa dana.

Denny memberikan tips, agar aman masyarakat harus memastikan manajer investasi yang akan dititipkan dananya sudah terdaftar di OJK. sudah menjadi tugas OJK melindungi masyarakat.

"Kita punya nasehat sebelum berinvestasi di reksa dana yakni pahami investasinya, barulah dinikmati," ujar Denny. 

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014