Serang (AntaraBanten) - Pemerintah Provinsi Banten berpeluang membangun pertaniannya melalui pengembangan komoditas unggulan daerah yang cukup besar dengan adanya kebijakan otonomi daerah.

"Otonomi daerah memberikan porsi lebih banyak kepada masyarakat dan pemerintah daerah untuk dapat lebih mengaktualisasikan aspirasi daerah untuk melaksanakan pembangunan dengan sebaik-baiknya," kata Kepala Bidang Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Banten Asep Mulya Hidayat di Serang, Kamis.

Bagi sektor pertanian di Banten, kata Asep, pertanian yang berwawasan agribisnis adalah tujuan yang ingin diwujudkan, dimana menuntut adanya keterkaitan erat antara sektor pertanian dengan sektor-sektor bukan pertanian dalam sebuah sistem agribisnis.

 "Artinya, jika ingin mengembangkan atau memajukan subsistem produksi, harus disertai pula dengan pengembangan atau dukungan subsistem lainnya, seperti subsistem pemasaran, subsistem pengolahan (agroindustri hulu dan hilir) dan subsistem lembaga penunjang seperti lembaga keuangan, prasarana pasar berupa tempat atau gedung (place), lembaga penelitian, peraturan pemerintah yang kondusif dan lain-lain," katanya.  

Ia mengatakan sebagai Kawasan paling barat Pulau Jawa, Banten dalam pengembangan potensi pertanian selalu didasarkan pada keunggulan komparatif dan kompetitif yang dimiliki dan tetap berorientasi pada kepentingan nasional dan regional (provinsi, kabupaten) kawasan tersebut.

Banten diidentifikasi sebagai suatu wilayah ekonomi yang memiliki sumberdaya alam unggul dan khas, khususnya dalam bentuk sumberdaya pangan, hortikultura  serta Peternakan, kata Asep.

"Kondisi ini menunjukkan keunggulan Banten bagi pengembangan 'on-farm agribusiness' dan 'off-farm agribusiness'," katanya.  

Pembangunan sektor pertanian khususnya sub sektor Hortikultura, pada pengembangan agribisnis di wilayah Banten, selalu memperhatikan bahwa Banten memiliki `keunggulan¿ karena sebagai Kawasan penyangga Ibu kota sebagai satu kesatuan pembangunan.

Banten dapat menjadi pasar, penyedia sumberdaya (modal, tenaga kerja terampil, teknologi), dan penyedia sarana (pendidikan dan latihan, jasa-jasa, dan sebagainya), kata Asep seraya menambahkan meskipun demikian, Pertanian Banten juga memiliki beberapa kelemahan dan kendala, di samping keunggulan dan potensi.

Oleh karena itulah, kata Asep, pengembangan wilayah dan kawasan pertanian secara keseluruhan dapat diarahkan untuk memanfaatkan potensi dan memperkuat keunggulan yang komperatif sekaligus saling menutupi dan menanggulangi kelemahan pada masing-masing wilayah pertanian.    

Dalam konteks pembangunan agribisnis, ia mengatakan, setiap daerah dalam Kawasan pertanian Banten perlu mengembangkan kegiatan agribisnis spesifik berdasarkan keunggulan masing-masing kabupaten/kota di Banten.  

Agroindustri merupakan strategi industrialisasi yang dinilai tepat bagi Banten, katanya dan menambahkan pengembangan agroindustri sebagai sektor yang memimpin (leading sector) dapat menjadi bentuk strategi yang mampu meningkatkan dan mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah, sekaligus memiliki keterkaitan yang erat dengan kegiatan ekonomi sebagian besar masyarakatnya, yaitu kegiatan pertanian.

Di samping itu, pengembangan agribisnis yang umumnya tergolong kegiatan atau sektor primer (usaha tani) dan sekunder (industri, pengolahan), dapat menjadi motor penggerak bagi pengembangan kegiatan ekonomi potensial lainnya, seperti pariwisata yang tergolong kegiatan ekonomi tersier (jasa).   

Ia menambahkan pengembangan kegiatan agribisnis di Banten masih sangat membutuhkan dukungan pemerintah daerah,diutamakan dalam bentuk kebijakan anggaran dengan pembangunan sarana penunjang, seperti sarana transportasi, listrik, telekomunikasi dan informasi.

"Dukungan pemerintah juga diperlukan bagi pengembangan kegiatan dalam sistem agribisnis yang memang belum optimal berkembang di Banten, khususnya kegiatan kelembagaan penunjang (jasa), seperti penyediaan informasi, kegiatan penelitian, pengembangan teknologi, dan kelembagaan permodalan (perbankan)." kata Asep.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014