Tangerang (AntaraBanten) - United Nations Informations Centres (UNIC) dan Universitas Budi Luhur menggelar "UN Day" dalam rangka memperingati hari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Rektor Universitas Budi Luhur Prof. Suryo Hapsoro Tri Utomo di Tangerang, Minggu, mengatakan, Universitas Budi Luhur terpilih sebagai UN partner of Secretary-General's Academic Impact initiative di Indonesia.

Dia berharap mahasiswa mengetahui peran serta Indonesia dalam organisasi PBB dan menjaga perdamaian dunia.

Diakuinya, masih banyak masyarakat yang belum mengetahui PBB dan pengiriman pasukan perdamaian. Maka itu, melalui seminar dan kajian serta sosialisasi ke lapangan, diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat.

"Peran perguruan tinggi adalah dengan melakukan pertukaran pelajar dan memberikan peningkatan dalam menjaga ketertiban dunia," ujarnya.

Direktur UNIC Indonesia, Michele Zaccheo, mengatakan perayaan hari PBB ini merupakan suatu ajang untuk mendalami nilai-nilai perdamaian dunia.

Hasan Kleib, perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Indonesia memaparkan pasukan TNI Indonesia dalam misi perdamaian dunia memiliki peran penting seperti di Libanon, Afganistan, dan daerah berkonflik lainnya. "Indonesia ikut serta membawa kedamaian di negara lain," ujarnya.

Fikri Cassidy sebagai Kepala Pusat Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan pada Organisasi Internasional Kementerian Luar Negeri, mengatakan, selama ini Indonesia telah berperan aktif dalam 24 misi perdamaian PBB sejak 1957.

Diawali dengan partisipasi dalam UNEF (United Nations Emergency Forces) di Sinai. Saat ini Indonesia menempati peringkat ke-16 negara penyumbang pasukan/polisi (Troops/Police Contrubuting Country) dengan jumlah 1.785 personil.

Ia juga menuturkan, tantangan-tantangan yang dihadapi oleh 'peacekeeper' Indonesia,  salah satunya adalah masalah pembiayaan dan mandat.

"Saya berharap Indonesia dapat memberikan kontribusi yang lebih besar lagi dengan target mencapai 4.000 personil," ujarnya.

Kolonel Taufik Budi Santoso sebagai perwakilan dari PMPP (Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian)serta Kapten Sandra Michiko sebagai salah satu TNI wanita yang menjadi penjaga perdamaian dalam konflik Libanon, membagi pengalamannya mengenai sulitnya menjaga perdamaian di daerah berkonflik.

"Misalnya saja dimulai dari fenomena anak-anak yang membawa senjata, serta medan topografi daerah konflik yang sulit untuk ditembus," katanya.

Douglas Broderick, UN Resident Coordinator di Indonesia menyerahkan medali kehormatan kepada Dr. Mario A. Agustin selaku 'peacekeeper' Indonesia yang gugur dalam misi perdamaian di Timor Timur. Pemberian medali kehormatan tersebut diwakilkan kepada istrinya, Maretta Suderia.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014