Serang (AntaraBanten) - Sebanyak 60 lansia (lanjut usia) terlantar di Provinsi Banten mendapatkan ilmu keterampilan seperti membuat keset, membuat bunga dan bermain rebana/qasidahan yang dibina langsung oleh Balai Perlindungan Sosial, Dinas Sosial setempat.

"Lansia sebanyak itu yang akan kami bina dan lindungi disini ada 38 lansia perempuan dan 22 laki-laki. Mereka tidak hanya diberi makan dan minum saja, melainkan 'ditempa' baik fisiknya maupun tentang mental agamanya, dan agar tidak jenuh maka diberi ketrampilan seperti membuat keset," kata Kasubag TU Badan Perlindungan Sosial (BPS) Tajul Arifin di Serang, Senin.

Didampingi pelaksana BPS Sukaemi, ia mengatakan para lansia yang dibina dengan usia antara 60 sampai 94 tahun itu pada umumnya adalah kakek dan nenek yang sudah tidak lagi memiliki keluarga, atau kehidupannya benar-benar terlantar, dan sebagian memiliki keluarga namun dari aspek ekonomi sudah tidak mampu mengurusnya lagi.

Ia mengatakan memelihara lansia sebanyak itu yang sangat penting diperhatikan adalah mental agamanya, karena tidak sedikit dari mereka itu masih kurang pengetahuan agamanya, sehingga setiap hari Rabu dan Kamis pihaknya mendatangkan ustadz untuk berceramah dan pengajian.

"Kalau usia yang sudah lanjut ini, tentu yang utama sekali dilakukan adalah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena itu hal yang pokok kami perhatikan adalah agamanya, disamping fisik, makan dan minuman yang bergizi," kata Tajul Arifin.

Ia menambahkan mereka juga mendapat binaan kesadaran dan tanggung jawab sosial agar mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan sosialnya dan dapat membantu diri sendiri, memiliki kepedulian terhadap orang lain dan lingkungannya.

Tajul Arifin menambahkan para lansia yang dipelihara di BPS Banten itu pada umumnya adalah "titipan" dari berbagai instansi seperti dari kepolisian dan juga dari dinas sosial di tingkat kabupaten dan kota se-Provinsi Banten.

Berapa lama mereka dibina, Arifin mengatakan, sepanjang tidak ada keluarganya yang menjemput maka dibina selamanya, artinya sampai mereka meninggal dunia, dan selama pembinaan mereka mendapatkan hak tempat tinggal, kesehatan dan memenuhi kebutuhan dasar makanan dan minum dengan pola empat sehat lima sempurna.

Seluruh biaya ditanggung pemerintah melalui anggaran pendapatan belanja daerah, yang tiap tahun jumlah yang dianggarkan terus meningkat, sesuai dengan tingkat harga di pasaran, katanya seraya menambahkan tahun ini dianggarkan sekitar Rp700 juta, yang peruntukannya tidak hanya untuk lansia, tetapi juga untuk perlindungan wanita korban tindak kekerasan, penyandang cacat dan anak balita terlantar.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014