Tangerang (AntaraBanten) - Kondisi rumah susun sewa (Rusunawa) di Serua, Ciputat, Tangerang Selatan, yang dibangun untuk korban bencana situ gintung 2009 lalu saat ini sangat mengkhawatirkan.

Pantauan di lapangan, rusunawa yang dibangun di atas lahan seluas 1500 meter persegi pada tahun 2010 dengan biaya sebesar RP9,7 Miliar, tampak tidak terawat.

Di sisi rusunawa, dipenuhi alang - alang yang sudah tinggi. Pagar keamanan masuk ke rusunawa pun sudah tak ada. Bahkan, arena bermain bagi anak - anak tak tersedia.

Tak hanya itu saja, rusunawa dengan bangunan empat lantai dan terdiri dari 74 unit rumah, tampak kotor dan tercium bau tak sedap.

Rohayah, pengurus Rusunawa di Tangerang, Rabu, mengatakan, pemeliharaan dan perawatan Rusunawa dikelola oleh  Dinas Tata Kota dan Pemukiman Pemkot Tangsel.

Sedangkan dirinya bertugas untuk mengurus administrasi dan pembayaran sewa warga yang akan menghuni di rusunawa.

"Warga yang bisa tinggal di rusunawa ini adalah yang berdomisili di Tangerang Selatan. Kalau pengelolaan, bukan tugas saya," paparnya.

Dijelaskannya, rusunawa awal fungsinya digunakan untuk para korban situ gintung. Namun, tidak ada korban yang menghuni rusun itu.

Kini, yang tercatat menghuni rusunawa yakni berjumlah 48 kepala keluarga dengan kategori perekonomian rendah. "Tidak ada korban situ gintung yang tinggal disini," ujarnya.

Yuniar, salah satu penghuni rusunawa mengatakan, kondisi lingkungan sangat tidak baik sebab drainase tersumbat sehingga kerap menyebabkan banjir.

"Perawatan rusunawa sangat tidak baik. Lokasi disini sering banjir. Atap setiap ruangan pun sudah banyak yang bocor," paparnya.

Bahkan, beberapa warga kerap terserang penyakit karena kondisi lingkungan di rusunawa tidak bersih. "Kondisinya tidak baik, maka ada warga yang terserang penyakit seperti DBD hingga chikungunya," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014