Jakarta (Antara News) - Sejumlah tokoh di Bali menyatakan rasa prihatin mereka terhadap demo yang terjadi di salah satu objek wisata, yang dianggap dapat berpengaruh terhadap citra Bali sebagai stujuan wisata.


"Sebaiknya jangan melalui demo, karena berdampak pada kenyamanan wisatawan, apalagi Tanjung Benoa sebagai obyek wisata water sport yang sudah terkenal di dunia, dan GWK salah satu ikon obyek rekreasi di Bali," kata Ketua PHRI Badung I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya di Denpasar, Bali, Selasa.

Menurutnya, kalaupun ada perbedaan pendapat seharusnya bisa duduk bersama membahas hal tersebut sehingga timbul transparansi kejelasan tentang manfaat dan kerugian yang timbul akibat reklamasi.

"Masyarakat jangan mudah terbenturkan oleh kepentingan pihak kelompok tertentu yang memiliki kepentingan di dalamnya, akan lebih baik jika bisa mendudukan persoalan dengan baik dan benar demi membuat Bali menjadi lebih baik ke depan untuk kita semua, terutama bagi masyarakat Bali ," kata Suryawijaya.

"Kalau demo di tempat yang merupakan kawasan pariwisata, sebaiknya jangan dilakukan, walaupun tidak anarkis namun kenyamanan wisatawan pasti terganggu," kata Suryawijaya yang juga menjabat Ketua Badan Promosi Pariwisata (BPPD) Badung.

Menurut dia semua pihak harus memikirkan dampak reklamasi, kalau memang lebih banyak untungnya dilanjutkan, tapi kalau lebih banyak ruginya hal tersebut lebih baik ditunda dahulu.

Ketua Bali Vila Asosiasi, (BVA) Mangku Wayan Suteja mengatakan, selama demo di kawasan pariwisata, aksi itu dapat mengganggu ketertiban umum dan juga mengganggu wisatawan yang tengah menikmati liburan di Bali.

"Alangkah lebih baik jika hal tersebut bisa duduk bareng bersama membahas lebih dampak negatif positif yang ditimbulkan reklamasi," ujar Suteja.

Menurut Suteja, terkait layak dan tidak layak reklamasi perlu ada kajian ilmiah dari lembaga pendidikan.

"Kalau layak, ya jalan, kalau tak layak, pemerintah mesti mengambil keputusan yang tegas menolak hal itu. Yang terpenting adalah kajian ilmiahnya," ujar Suteja.

Sejumlah tokoh di Bali mulai memperlihatkan perhatiannya terhadap fenomena maraknya aksi demonstrasi yang belakangan dilakukan di beberapa obyek wisata di Bali.

Mereka prihatin karena selain dapat mengganggu keamanan dan kenyaman turis, juga dapat mempengaruhi citra Bali sebagai destinasi wisata internasional.

Sebelumnya terjadi demo yang digelar "For Bali Tolak reklamasi" terjadi di Tanjung Benoa pada, Jumat (15/8) lalu, dan penutupan akses masuk ke kawasan Garuda Wisnu Kencana, (GWK) Minggu, (24/8) oleh masyarakat setempat.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014