Jakarta (Antara News) - Ketua Badan Promosi Pariwisata Indonesia SB. Wiryanti Sukamdani mencetuskan gagasan "quantum leap" atau lompatan besar pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.


"Intinya pariwisata dan ekonomi kreatif harus menjadi prioritas pembangunan ekonomi nasional," kata Yanti Sukamdani di Jakarta, Rabu.

Ia berharap konsep quantum leap yang digagasnya itu bisa diterapkan pada sektor pariwisata dan ekonomi kreatif dalam kabinet 2014-2019.

Quantum leap pariwisata dan ekonomi kreatif berarti suatu terobosan untuk mencapai target kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) mencapai 20-25 juta sampai 2019.

Menurut Yanti upaya itu bisa dicapai dengan lompatan dalam bidang pengembangan sumber daya manusia dan infrastruktur daerah dalam hal ini SDM harus memiliki sertifikat profesi, kompetensi dan LSU untuk menilai produk, pelayanan, dan pengelolaan.

"Diharapkan dengan ini pelayanan, aksesibilitas, serta konektivitas ke destinasi tujuan pariwisata berjalan dengan baik sehingga wisatawan merasa nyaman dan mudah untuk berwisata ke Indonesia," katanya.

Langkah kedua dalam quantum leap yakni memperbanyak event dan great sales dalam setahun untuk meningkatkan promosi bagi kunjungan wisman dan perjalanan wisnus seperti "Duty Free Shop" sebagai daya tarik wisatawan untuk berbelanja.

Event itu tidak hanya diadakan di Jakarta namun juga di daerah-daerah lainnya.

"Mengacu pada sektor ekonomi kreatif, pengembangan kepariwisataan Indonesia berbasis pada tujuh tema wisata minat khusus ke-16 pasar yang terbanyak mendatangkan wisman," katanya.

Tema wisata khusus di antaranya wisata budaya sejarah, wisata syariah, wisata kesehatan dan kebugaran, wisata alam dan ekowisata, serta wisata olah raga rekreasi.

Ia menambahkan quantum leap berarti menempatkan dua sektor yakni pariwisata dan ekonomi kreatif pada skala prioritas pembangunan ekonomi nasional.

"Hal itu berarti Bappenas menempatkan sektor pariwisata sebagai prioritas utama setelah sektor pendidikan dan kebudayaan dan kesehatan," katanya.

Oleh karena itu, kata dia, anggaran promosi pariwisata harus meningkat tajam dan harus disadari bahwa pariwisata merupakan penghasil devisa nomor 4 setelah minyak kelapa sawit.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014