Jakarta (Antara News) - Kepala Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi (Pusbin KPK) Kementerian PU Masrianto mengatakan Indonesia masih membutuhkan tenaga konstruksi bersertifikat.


"Kita memiliki banyak tenaga konstruksi yang ahli dan terampil, tetapi hanya beberapa saja yang mengantongi sertifikat sesuai bidangnya," kata Masrianto dalam diskusi seputar pembinaan kompetensi dan pelatihan konstruksi di Jakarta, Selasa.

Kondisi demikian, jelas Masrianto, akan berdampak pada daya jual dan daya saing mereka, apalagi menjelang pasar bebas Asean 2015, yang menuntut sinergi dan perbaikan pelaku konstruksi lebih profesional dan kompeten.

Pusat Pembinaan Kompetensi dan Pelatihan Konstruksi (Pusbin KPK) merupakan badan dibawah pembinaan konstruksi Kementerian Pekerjaan Umum.

Lebih jauh Masrianto menyatakan  apresiasi pengguna dan penyedia terhadap kompetensi tenaga kerja konstruksi di Indonesia masih rendah.

"Stakeholders juga belum banyak memberikan perhatian untuk investasi sumber daya manusia, baik tenaga ahli maupun terampil," ujarnya.

Data dari Badan Pusat Statistik, katanya, menunjukan bahwa kebutuhan tenaga kerja konstruksi tiap tahun semakin meningkat. Dari 4,7 juta orang pada 2006 menjadi 6,9 juta orang pada 2013.

Masrianto mengatakan, pemberlakuan ASEAN Community 2015 membawa konsekuensi masuknya tenaga kerja asing di bidang konstruksi.

"Masuknya tenaga kerja asing cukup mengkhawatirkan. Menurut data BPS 2013, tenaga kerja Indonesia yang bersertifikat baru 400.000 orang. Terdiri dari 100.000 tenaga ahli, dan 300.000 tenaga terampil," ungkapnya.

Data World Economic Forum (WEF) 2013 bertajuk Global Competitiveness Report, lanjutnya, menunjukkan peringkat infrastruktur Indonesia meningkat menjadi urutan ke-61, dari sebelumnya ke-78.

Peningkatan ini, katanya, menandakan bahwa secara nasional kebutuhan infrastuktur yang berkualitas semakin tinggi. Masrianto menuturkan lembaganya telah melakukan berbagai program kerja, dan mengajak media untuk membantu sosialiasinya.

Program Pusbin KPK di dalam dan luar negeri, tambahnya, antara lain meningkatkan sosialisasi mutual recognition arrangement, pengembangan metode pelatihan, pelatihan jarak jauh, hingga publikasi dan promosi.***2***Budi Suyanto

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2014