Wali Kota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengaku berdasarkan informasi  masih ada warga BAB sembarangan di jamban apung yang dapat ditemui di sejumlah wilayah Kota Tangerang Selatan, seperti wilayah Ciputat, Setu, dan Serpong.

"Di kecamatan lain juga ada. Jumlahnya tidak begitu hafal," ujar Benyamin.

Baca juga: Pemkot Tangsel siapkan anggaran Rp400 juta setiap kelurahan pada 2022

 Kondisi miris ini, kata Benyamin, bukan hanya menyangkut pada permasalahan ekonomi saja. Namun juga menyinggung terkait habit atau kebiasaan buruk masyarakat soal pola hidup sehat.

 "Ya itulah, salah satu target pembangunan kita. Masyarakat juga harus membangun kesadarannya. Saya yakin ini tidak murni permasalahan ekonomi. Ini permasalahan kebiasaan," terang Benyamin.

 Untuk itu, selain menyiapkan bantuan fisik berupa pembangunan sanitasi yang layak, Pemkot juga akan fokus untuk melakukan sosialisasi terkait pola hidup sehat kepada masyarakat.

 "Makanya kita intervensi dulu. Fisik kita siapin, tapi sosialisasi dulu. Tingkatan sosialisasi untuk jangan buang air di jamban apung. Saya lagi intervensi terus nyari CSR dan perbankan untuk bikinin itu. Saya juga menggandeng TNI/Polri untuk sosialisasinya. Membangun kesadaran yang penting mah," tuturnya.
Peserta Musrenbang tingkat Kecamatan Ciputat. (Foto Fadzar Ilham/Antara)


 Camat Ciputat, Bachtiar Priyambodo memaparkan, untuk di wilayahnya terdapat sekitar 118 keluarga yang masih berperilaku demikian. "Masih ada 118 masyarakat atau kepala keluarga yang berperilaku BAB sembarangan, atau sanitasinya tidak layak. Paling banyak di Jombang, ada 86 titik," paparnya.

 Ia menjelaskan, saat ditinjau ternyata ada beragam alasan yang membuat warganya berperilaku demikian. "Jadi ada yang memang kebiasaan. Kayak ada orang yang sudah sepuh, gak biasa buang di MCK gitu ya. Ada pula yang memang sebenarnya closet punya, tapi dia buang di sungai. Nah banyak itu di Jombang. Memang letaknya di bantaran kali," terangnya.

 "Memang tersebar. Untuk di Cipayung itu kosong. Kemudian informasi terakhir di Kelurahan Ciputat juga sudah ada bantuan, jadi nol. Jadi memang paling banyak Jombang, makanya kita fokus," katanya.

 Untuk itu permasalahan BAB di jamban dan pola hidup sehat ini, kini telah menjadi isu strategis yang benar-benar harus diselesaikan pihaknya dalam waktu cepat.  Solusinya, kata Bachtiar, adalah dengan mencarikan bantuan pembangunan fisik kepada beberapa CSR dan perusahaan-perusahaan lain.

 "Karena memang enggak bisa menggunakan APBD, karena memang lahannya pribadi. Makanya kita sudah menyampaikan ke Forum CSR. Kita pelan-pelan apa yang nanti diberikan kita bangunkan. Tapi itu pun kita harus lihat skala prioritas," kata Bachtiar.

 Selain itu di sisi lain, ia juga akan menggandeng Puskesmas untuk menggalakkan pola hidup sehat kepada masyarakat. "Kalau di Jombang ternyata hampir satu RT. Nanti kalau yang itu satu RT, akan kita buatkan komunal. Ya nanti harus berkelanjutan. Kita akan kerjasama juga dengan Puskesmas untuk sosialisasi terkait pola hidup sehat," tandasnya.

Pewarta: Fadzar Ilham

Editor : Sambas


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022