Dinas Kesehatan Kota Tangerang, Banten mengimbau kepada masyarakat untuk tidak melaksanakan tes usap antigen secara sendiri karena bisa memberikan hasil tak akurat saat pengambilan spesimen.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni dalam keterangan di Tangerang, Rabu, menuturkan imbauan ini sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan 446/2021 yang mengatur bagaimana ketentuan dan prosedur tes cepat berbasis antigen yang tidak bisa dilakukan secara sendiri.
Baca juga: Pemkot Tangerang salurkan 200 kursi roda ke warga penyandang disabilitas
“Hal ini juga bisa memiliki potensi penularan COVID-19. Karena, limbah dari pemeriksaan 'swab' (tes usap) sendiri dibuang menjadi sampah rumah tangga, yang seharusnya ditangani sesuai mekanisme penanganan limbah infeksius,” katanya.
Ia mengatakan kegiatan tes usap antigen secara sendiri juga berpotensi terjadinya pendarahan saat melakukan usap yang bisa saja melukai pembuluh darah di rongga hidung. Tak sedikit kemungkinan juga terjadinya patah atau tersedak hingga tertelan.
“Pada saat melakukan 'swab' dan tidak memahami anatomi tubuh, bisa terjadi tangkai 'swab' patah dan menyebabkan rasa sakit dan menimbulkan masalah kesehatan baru,” kata dia.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Kota Tangerang yang tengah mengalami gejala terpapar COVID-19 atau baru saja kontak erat dengan pasien COVID-19, bisa langsung mendaftarkan dirinya untuk tes usap antigen atau PCR di puskesmas terdekat.
“Jika ingin 'swab' antigen atau PCR secara mandiri, kami pun mengimbau untuk dilakukan di lokasi yang terdaftar, punya izin atau terpantau dengan Kemenkes sehingga, SDM dan alat yang digunakan sudah terpantau dan diakui aman oleh Kemenkes. Jangan beli dan menggunakan alat 'swab' antigen sendiri, bahaya,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022
Kepala Dinas Kesehatan Kota Tangerang dr Dini Anggraeni dalam keterangan di Tangerang, Rabu, menuturkan imbauan ini sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan 446/2021 yang mengatur bagaimana ketentuan dan prosedur tes cepat berbasis antigen yang tidak bisa dilakukan secara sendiri.
Baca juga: Pemkot Tangerang salurkan 200 kursi roda ke warga penyandang disabilitas
“Hal ini juga bisa memiliki potensi penularan COVID-19. Karena, limbah dari pemeriksaan 'swab' (tes usap) sendiri dibuang menjadi sampah rumah tangga, yang seharusnya ditangani sesuai mekanisme penanganan limbah infeksius,” katanya.
Ia mengatakan kegiatan tes usap antigen secara sendiri juga berpotensi terjadinya pendarahan saat melakukan usap yang bisa saja melukai pembuluh darah di rongga hidung. Tak sedikit kemungkinan juga terjadinya patah atau tersedak hingga tertelan.
“Pada saat melakukan 'swab' dan tidak memahami anatomi tubuh, bisa terjadi tangkai 'swab' patah dan menyebabkan rasa sakit dan menimbulkan masalah kesehatan baru,” kata dia.
Oleh karena itu, ia mengimbau masyarakat Kota Tangerang yang tengah mengalami gejala terpapar COVID-19 atau baru saja kontak erat dengan pasien COVID-19, bisa langsung mendaftarkan dirinya untuk tes usap antigen atau PCR di puskesmas terdekat.
“Jika ingin 'swab' antigen atau PCR secara mandiri, kami pun mengimbau untuk dilakukan di lokasi yang terdaftar, punya izin atau terpantau dengan Kemenkes sehingga, SDM dan alat yang digunakan sudah terpantau dan diakui aman oleh Kemenkes. Jangan beli dan menggunakan alat 'swab' antigen sendiri, bahaya,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2022