Cilegon (Antara) - Direktur Utama PT Krakatau Steel Tbk Irvan K. Hakim mengatakan, beroperasinya pabrik Krakatau Posco dapat meningkatkan utilitas 70-80 persen atau setara 3 juta ton per tahun terhadap industri baja nasional.
"Kehadiran PT Krakatau Posco di awal tahun 2014 menjadi jawaban makin meningkatnya permintaan baja di dalam negeri," kata Irvan di Cilegon usai menghadiri peresmian beroperasinya pabrik Krakatau Posco, Senin.
Peresmian pabrik Krakatau Posco dilakukan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bersama Ibu Negara Ani Susilo Bambang Yudhoyono dengan melakukan prosesi penyalaan api di Blast Furnace (Tungku Tanur Tinggi).
Hadir mendamping dalam prosesi tersebut Menteri Perindustrian MS Hidayat, Wakil Gubernur Banten Rano Karno, Wakil Menteri Perdagangan, Perindustrian, dan Energi Korea Kim Jundong, serta CEO PT Posco Chung Joon Yang.
Irvan berharap pertumbuhan permintaan baja dari sektor otomotif naik dari 7 persen pada menjadi 20 persen. Hal ini, didorong pertumbuhan industri otomotif itu sendiri yang membutuhkan bahan baku baja.
Sementara itu, untuk semua sektor, Krakatau Steel saat ini menguasai 42 persen pangsa pasar domestik. "Kalau pabrik baja ini selesai, (pangsa pasar) bisa sampai 60 persen. Tidak ada pabrik baja dengan pangsa pasar di atas 30 persen. Kita ini bagus," ujar dia.
Irvan menambahkan beroperasinya pabrik Krakatau Posco tidak bisa berdiri sendiri. "Hampir sebagian besar infrastruktur pendukung seperti energi listrik, air baku industri, dan pelabuhan mendapat dukungan dari Krakatau Steel melalui anak-anak usahanya.
Pembangunan tahap pertama pabrik PT Krakatau POSCO menelan biaya biaya sebesar 2,66 miliar dolar AS. Investasi sebesar ini meliputi pembangunan pabrik Blast Furnace, 300 T/Ch Basic Oxygen Furnace, mesin Continuous Casting untuk memproduksi slab dengan 1,5 MTPY, Plate Mill untuk memproduksi 1,5 MTPY plate, serta fasilitas dan infrastruktur pendukung lainnya.
Pada pendiriannya pabrik baja PT Krakatau Posco perlu didukung oleh fasilitas pendukung dari beragam sektor usaha di antaranya, energi listrik, kepelabuhanan, dan air baku industri. Ketiga unit infrastruktur pendukung ini dipenuhi oleh anak-anak perusahaan milik PT Krakatau Steel.
Kemudian, untuk pelabuhan PT Krakatau Bandar Samudera membangug Dermaga 6 dengan kapasitas kapal berbobot 200.000 DWT untuk mendukung alur bahan baku masuk ke Krakatau Posco. Pelabuhan ini dilengkapi dengan conveyor sepanjang 1000 meter.
Sedangkan sektor energi anak usaha PT KS, PT Krakatau Daya Listrik membangun perusahaan joint venture dengan Posco Energy membangun pembangkit listrik berbahan baku off gas berkapasitas 200 MW. Sementara pada sektor air industri PT Krakatau Tirta Industri yang saat ini memiliki kapasitas 1800 L/detik menjadi penyuplai air baku industri untuk Krakatau Posco.
Posco (Pohang Iron Steel Company) didirikan tahun 1968, perusahaan ini tumbuh menjadi perusahaan papan atas dalam industri baja dunia dalam tempo tiga dekade.
Posco memproduksi sekitar 28 juta ton baja setiap tahunnya, dan digunakan di lebih dari 60 negara. Posco telah menggunakan teknologi otomasi pada pabrik-pabrik bajanya yang berlokasi di kota pelabuhan Pohang dan Gwangyang di Korea -sebagai jaringan produksi sinergis yang mendukung nilai kompetitif di tatanan internasional.
Posco memproduksi berbagai jenis produk meliputi, hot rolled coil dan cold rolled sheet, plate, wire rod, electrical steel, dan stainless steel
Sedangkan Krakatau Steel memproduksi baja lembaran panas, baja lembaran dingin, baja batang kawat, besi beton dan profil, serta pipa baja.
Kapasitas total produksi rolling yang dihasilkan KS adalah 3,15 juta ton per tahun, ungkap Irvan.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013