Bandung (Antara) - Perusahaan benih sayuran hibrida PT East West Seed Indonesia (Ewindo) atau dikenal dengan "Cap Panah Merah" hari ini meluncurkan benih unggul bunga Begonia varietas Bali F1.
Peluncuran dilakukan di salah satu sentra produksi bunga Lembang-Bandung, Jawa Barat, Kamis dihadiri Managing Director PT East West Seed Indonesia (Ewindo) yang juga Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Glenn Pardede.
Selain itu juga dihadiri konsultan dan ahli florikultura dari Belanda Ton de Rooij serta para petani dan profesional di industri florikultura.
Glen mengatakan, Begonia memiliki keunggulan mampu berbunga untuk waktu yang lama, yaitu antara enam sampai tujuh bulan dan dapat ditanam mulai dari dataran rendah hingga tinggi.
Keindahan varietas Begonia ini bisa dilihat dari bentuk daunnya yang tebal dan berwarna hijau tua maupun hijau muda. Memiliki ukuran bunga yang besar dengan warna bunganya bervariasi seperti merah, merah muda dan putih dan sangat cocok dikembangkan di dalam pot atau taman.
Untuk Begonia Bali F1 ada tiga jenis meliputi "red with bronze leaf", "red with green leaf" dan "rose with bronze leaf".
"Asbindo sangat senang dengan hadirnya varietas baru ini karena akan menambah keragaman produk bunga di industri florikultura Indonesia," ujar Glenn.
Glenn berharap, benih unggul ini akan memberikan nilai lebih kepada petani bunga mengingat masih terbatasnya ketersediaan benih unggul untuk bunga dan di sisi lain potensi pasar florikultura Indonesia sangat besar.
"Kami mengundang pakar florikultura dari Belanda untuk menambah wawasan dan pengetahuan para profesional florikultura," ujar Glenn.
Menurut Glenn dalam memasarkan Begonia ini Ewindo akan bekerja sama dengan Bibit Sakti Indonesia sebagai penyemai benih hingga menjadi bibit tanaman siap tanam (plug) untuk kemudian dikembangkan oleh petani.
Melalui kolaborasi ini diharapkan akan memudahkan dan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada petani.
Cap Panah Merah yang selama ini dikenal memasarkan varietas-varietas sayuran unggul yang sangat digemari petani karena ketahanan terhadap penyakit dan memiliki kemampuan produksi tinggi, juga akan memberikan pelatihan kepada petani bunga untuk lebih meningkatkan keterampilan mereka dalam budidaya dan pengembangan industri florikulura.
Menurut data Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, nilai perdagangan florikultura dunia mencapai 80 miliar dolar AS dan tumbuh 6-9 persen per tahun.
Belanda adalah salah satu Negara eksportir besar dan industri florikultura-nya mampu menyumbang devisa hingga lebih dari 40 persen.
Sementara ekspor florikulutura Indonesia masih sangat kecil yaitu baru mencapai 9-13 juta dolar AS per tahun.
"Melalui penyediaan benih unggul dan pembinaan kepada petani kami optimistis mampu membantu mendorong industri florikultura Indonesia. Hal ini juga selaras dengan misi Ewindo untuk menyediakan produk dan layanan inovatif yang membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani," kata Glenn.
PT East West Seed Indonesia (Ewindo) sampai dengan tahun 2013 Ewindo telah bermitra dengan sekitar 7.000 petani produksi benih yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur, dan lebih dari 30 ribu tenaga kerja serta polinator yang bekerja pada petani produksi.
Selain itu Ewindo juga membina lebih dari 10 juta petani komersial yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ewindo didukung oleh 100 persen karyawan lokal termasuk peneliti dalam negeri.
Hingga saat ini Ewindo telah menghasilkan sebanyak 170 varietas benih unggul dan telah mendapatkan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, ISO 9001:2008 dan akreditasi dari International Seed Testing Association.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013
Peluncuran dilakukan di salah satu sentra produksi bunga Lembang-Bandung, Jawa Barat, Kamis dihadiri Managing Director PT East West Seed Indonesia (Ewindo) yang juga Ketua Umum Asosiasi Bunga Indonesia (Asbindo) Glenn Pardede.
Selain itu juga dihadiri konsultan dan ahli florikultura dari Belanda Ton de Rooij serta para petani dan profesional di industri florikultura.
Glen mengatakan, Begonia memiliki keunggulan mampu berbunga untuk waktu yang lama, yaitu antara enam sampai tujuh bulan dan dapat ditanam mulai dari dataran rendah hingga tinggi.
Keindahan varietas Begonia ini bisa dilihat dari bentuk daunnya yang tebal dan berwarna hijau tua maupun hijau muda. Memiliki ukuran bunga yang besar dengan warna bunganya bervariasi seperti merah, merah muda dan putih dan sangat cocok dikembangkan di dalam pot atau taman.
Untuk Begonia Bali F1 ada tiga jenis meliputi "red with bronze leaf", "red with green leaf" dan "rose with bronze leaf".
"Asbindo sangat senang dengan hadirnya varietas baru ini karena akan menambah keragaman produk bunga di industri florikultura Indonesia," ujar Glenn.
Glenn berharap, benih unggul ini akan memberikan nilai lebih kepada petani bunga mengingat masih terbatasnya ketersediaan benih unggul untuk bunga dan di sisi lain potensi pasar florikultura Indonesia sangat besar.
"Kami mengundang pakar florikultura dari Belanda untuk menambah wawasan dan pengetahuan para profesional florikultura," ujar Glenn.
Menurut Glenn dalam memasarkan Begonia ini Ewindo akan bekerja sama dengan Bibit Sakti Indonesia sebagai penyemai benih hingga menjadi bibit tanaman siap tanam (plug) untuk kemudian dikembangkan oleh petani.
Melalui kolaborasi ini diharapkan akan memudahkan dan memberikan keuntungan yang lebih besar kepada petani.
Cap Panah Merah yang selama ini dikenal memasarkan varietas-varietas sayuran unggul yang sangat digemari petani karena ketahanan terhadap penyakit dan memiliki kemampuan produksi tinggi, juga akan memberikan pelatihan kepada petani bunga untuk lebih meningkatkan keterampilan mereka dalam budidaya dan pengembangan industri florikulura.
Menurut data Direktorat Jenderal Hortikultura Departemen Pertanian, nilai perdagangan florikultura dunia mencapai 80 miliar dolar AS dan tumbuh 6-9 persen per tahun.
Belanda adalah salah satu Negara eksportir besar dan industri florikultura-nya mampu menyumbang devisa hingga lebih dari 40 persen.
Sementara ekspor florikulutura Indonesia masih sangat kecil yaitu baru mencapai 9-13 juta dolar AS per tahun.
"Melalui penyediaan benih unggul dan pembinaan kepada petani kami optimistis mampu membantu mendorong industri florikultura Indonesia. Hal ini juga selaras dengan misi Ewindo untuk menyediakan produk dan layanan inovatif yang membantu meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani," kata Glenn.
PT East West Seed Indonesia (Ewindo) sampai dengan tahun 2013 Ewindo telah bermitra dengan sekitar 7.000 petani produksi benih yang tersebar di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur, dan lebih dari 30 ribu tenaga kerja serta polinator yang bekerja pada petani produksi.
Selain itu Ewindo juga membina lebih dari 10 juta petani komersial yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Ewindo didukung oleh 100 persen karyawan lokal termasuk peneliti dalam negeri.
Hingga saat ini Ewindo telah menghasilkan sebanyak 170 varietas benih unggul dan telah mendapatkan sertifikat dari Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura, ISO 9001:2008 dan akreditasi dari International Seed Testing Association.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013