Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga mengungkapkan, berbagai tantangan masih dihadapi para perempuan di Indonesia seperti, diskriminasi, stigmatisasi, marginalisasi, subordinasi dan bahkan kekerasan.
"Oleh karenanya akses, partisipasi, kontrol dan manfaat perlu terus diperluas agar perempuan di dunia usaha bisa terus berkontribusi dalam pembangunan dan bisa menjadi bagian solusi terhadap berbagai tantangan yang dihadapi," kata Menteri Bintang Puspayoga di Jakarta, Kamis.
Bintang Puspayoga menjelaskan, berbagai praktik baik tentang kepemimpinan perempuan dan berbagai program-program terobosan yang dilakukan oleh dunia usaha dalam pemberdayaan perempuan perlu terus dipromosikan agar peran dan kontribusi perempuan dapat terus dikenali dalam proses kepemimpinan di berbagai level.
Menteri PPPA menambahkan, Presiden Joko Widodo telah memberikan lima arahan prioritas terkait pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak dalam kurun waktu 2020-2024.
Salah satunya adalah pemberdayaan ekonomi perempuan sebagai hulu dari berbagai persoalan pemberdayaan perempuan.
Hal ini bisa memperkuat relasi kuasa dengan laki-laki, sehingga perempuan tidak terjebak dalam lingkar kekerasan dan kemiskinan.
Oleh sebab itu, pemberdayaan perempuan akan memberikan multiplier effect karena selain memberdayakan perempuan itu sendiri, juga akan berkontribusi besar terhadap kesejahteraan keluarga, bahkan bangsa.
Sementara itu Plt. Deputi Bidang Partisipasi Masyarakat Kemen PPPA, Indra Gunawan menyampaikan bahwa Kementerian PPPA bersama dengan XL Axiata dan IWAPI menjadi focal point dalam mempromosikan pentingnya kepemimpinan perempuan dalam dunia usaha melalui G20 EMPOWER.
Melalui aliansi ini, kata Indra, Indonesia ingin mempromosikan praktik baik dari perusahaan maupun pemerintah dalam mendorong kepemimpinan perempuan. Indonesia juga telah memiliki advocate dari sektor privat yang terlibat dalam mempromosikan peran kepemimpinan yang berperspektif gender dalam perusahaan.
Menurutnya, inisiatif kesetaraan gender ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari berbagai perusahaan serta pemerintahan secara global dan nasional. Semakin hari semakin banyak perusahaan yang sadar dengan prioritas kesetaraan gender untuk mendorong inklusivitas, sekaligus meningkatkan produktivitas, profitabilitas, serta menjamin kesinambungan sumberdaya manusia, khususnya dalam jabatan managerial.
Salah satu manfaat riil dari gender equality yang telah banyak dialami organisasi adalah tersedianya sumberdaya manusia untuk mendukung perkembangan dan mengoptimalkan kinerja dari organisasi atau perusahaan.
Pada kesempatan yang sama, Presiden Direktur dan CEO XL Axiata, Dian Siswarini memaparkan pengalaman perusahaannya dalam menerapkan kebijakan terkait kesetaraan gender dan dukungan kepada karyawan untuk mencapai level pimpinan perusahaan.
Menurutnya, bagi XL Axiata yang merupakan perusahaan berbasis digital, keragaman talent memang diperlukan. Apalagi, berdasarkan penelitian, adanya perempuan di posisi pimpinan perusahaan akan meningkatkan produktivitas dan kinerja perusahaan. Karena itu, kesetaraan gender di XL Axiata menjadi kebijakan dan agenda perusahaan.
“Sejumlah program kemudian kami buat untuk mendorong karyawan perempuan untuk membangun karir hingga posisi pimpinan, bahkan mulai perekrutan tidak ada diskriminasi gender. Bahkan, ada program bimbingan khusus bagi talent perempuan yang memiliki potensi besar untuk meningkatkan karirnya," katanya.
Lebih jauh Dian Siswarini menjelaskan, hasil dari kebijakan yang pro kesetaraan gender di XL Axiata tersebut telah membuahkan hasil positif. Saat ini ada dua perempuan yang menduduki posisi sebagai direktur.
"Selain itu, 30% posisi leader dipegang oleh perempuan. Lebih dari itu, karyawan perempuan menjadi lebih loyal, di mana perempuan yang berpindah ke perusahaan lain lebih sedikit di banding karyawan pria,” kata Dian.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021