Serang (AntaraBanten) - Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah mengatakan data dan informasi yang dihasilkan Sensus Pertanian 2013 penting untuk meningkatkan nilai tambah sektor pertanian.

Peningkatan nilai tambah sektor pertanian akan berdampak pada peningkatan daya beli petani yang akan mendorong peningkatan kesejahteraan masyarakat secara umum, kata Gubernur Banten pada Sosialisasi Sensus Pertanian di Serang, Kamis.

"Karena itu diperlukan data dan informasi yang komprehensif mengenai sektor perftanian di Provinsi Banten sehingga dapat dijadikan pijakan yang kuat dalam pengambilan keputusan maupun bahan perencanaan program kerja prioritas yang harus dilaksanakan," katanya.

Gubernur dalam sambutan tertulis yang dibacakan Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Banten Agus Tauchid mengatakan sektor pertanian di Banten tumbuh dan berkembang positif dengan memberikan kontgribusi 7,88 persen terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Banten.

Sektor pertanian masih tumbuh positif dari 3,06 persen pada 2011 menjadi 4,54 persen pada 2012, bahkan pertumbuhan sektor pertanian 2012 diatas pertumbuhan sektor industri pengolahan (sebagai sektor dominan) yang hanya tumbuh 3,15 persen pada tahun sama.

Pertumbuhan tersebut meningkatkan andil sektor pertanian dari 0,23 basisi poin tahun 2011 menjadi 0,33 basis poin terhadap pertumbuhan ekonomi Banten yang mencapai 6,15 persen pada 2012, katanya.

Ia mengatakan sektor pertanian menyerap tenaga kerja cukup besar terutama di wilayah pedesaan. dari populasi penduduk Banten  yang bekerja (15 tahun keatas) yahun 2011 sebanyak 4.529.660 orang, terdapat 13,91 persen atau sekitar 630.122 orang bekerja di sektor pertanian.

Daya beli petani seperti yang tercermin dalam Nilai Tukar Petani (NTP) 2012 sebesar 108,45 juga secara umum menunjukkan kondisi lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan biaya hidup petani, katanya.

"Meskipun itu suatu kebanggaan, namun masih banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan seperti bagaiman upaya kita dalam meningkatkan nilai tambah sektor pertanian ditengah serbuan produk-produk pertanian impor, sekaligus menjaga ketersediaan supply produk pertanian domestik secara berkelanjutan,' kata Atut.

Mengenai upaya menjaga kualitas data dan informasi yang dikumpulkan dalam Sensus Pertanian 2013, Atut mengatakan, pada April ini seluruh kabupaten dan kota sedang menyelenggarakan pelatihan petugas lapang, yang bertujuan untuk menyamakan konsep dan definisi, prosedur pendataan dan memahami daftar isian atau kuesioner yang digunakan.

Selain  mendapatkan data pokok dari populasi pertanian melalui pendataan sensus, ST2013 juga melaksanakan kegiatan lain berupa survei pendukung antara lain, survei pendapatan rumah tangga pertanian (SPP), survei rumah tangga usaha (tanaman padi, palawija, hortikultura, perkebunan, peternakan, budidaya ikan, penangkapan ikan, budidaya kehutanan), dan survei rumah tangga kawasan hutan, katanya.

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Banten Syech Suhaimi optimistis pada sensus pertanian 2013 (ST2013) dapat menghasilkan data pertanian yang lengkap dan akurat karena selain menerjunkan sebanyak 7.744 petugas lapangan yang sedang digodok keterampilannya dalam mencacah, juga menggunakan dua metode yaitu  metode "door to door" dan metode "snowball sampling.

"Metode mengunjungi rumah ke rumah (door to door) akan dilakukan sasarannya desa-desa yang dominan pertaniannya, sedang metode 'snowball' atau pengambilan sampel dalam suatu populasi dilakukan daerah yang nonpertanian," katanya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013