Serang (AntaraBanten) - Sekitar 80 persen dari 32.000-an nelayan di Provinsi Banten masih melakukan kegiatan usaha secara tradisional, selebihnya sudah beralih kecara modern, kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) setempat Sabrawijaya.

Masih banyaknya nelayan yang mencari ikan dengan cara-cara tradisional tersebut menyebabkan hasil tangkapan yang diperoleh sedikit karena potensi ikan yang banyak berada lebih dari 50 mil dari garis pantai yang hanya dapat dijangkau menggunakan kapal 30 GT (gross tonase), kata Sabrawijaya di Serang, Sabtu.   
"Kebanyakan nelayan kita hanya menggunakan perahu kecil yang bertonase 5 GT, dan jelas hanya bisa mencari ikan beberapa mil dari garis pantai yang saat ini hanya banyak jenis ikan teri," kata Sabrawijaya yang juga anggota Komisi IV DPRD Banten.

Ia mengaku sudah melakukan berbagai upaya untuk merubah kehidupan nelayan tradisional tersebut, selain mengajukan permohonan bantuan kepada pemerintah pusat untuk mendapat kapal berkapasitas 30 GT, juga mengajak nelayan beralih ke usaha budidaya ikan.

Pihaknya juga mengusulkan program pemberdayaan antara lain bagi yang masih tetap bertahan di sektor perikanan tangkap diarahkan untuk mengalihkan profesi ke budidaya ikan tawar atau rumput laut.

"Harus ada perhatian dari semua pihak termasuk perbankan, karena nelayan kita yang masih tradisional tersebut masih butuh bantuan tidak hanya modal usaha, tetapi juga keahlian di usaha budidaya yang perlu dapat bimbingan dan binaan dari pemerintah daerah setempat," katanya.

Sabrawijaya mengatakan untuk bantuan modal usaha, Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama dengan Bank Tabungan Pensiun Nasional (BTPN) memberikan bantuan modal kerja kepada 20 kelompok nelayan, yang tiap kelompok masing-masing mendapatkan Rp100 juta untuk usaha budidaya ikan bandeng.

Selain itu, kata dia, pihaknya sudah mengajukan bantuan ke pemerintah pusat untuk 50 kelompok nelayan yang tersebar di perairan pantai carita, Pontang, Pasaruan, Anyer, Cilegon dan Serang, agar diberikan bantuan modal usaha, termasuk juga ke dinas kelautan dan perikanan di tingkat provinsi, kabupaten dan kota agar dapat mengucurkan dana dari APBD setempat.

Sabrawijaya mengakui untuk memberdayakan nelayan tradisional yang mencapai puluhan ribu orang itu tidak mungkin dapat dilakukan dalam jangka pendek karena keterbatasan dana yang tersedia, perlu dengan cara bertahap, termasuk dalam merubah sikapnya dari tradisional ke modern.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013