Lebak (AntaraBanten) - Sejumlah kepala sekolah jenjang sekolah menengah atas di Kabupaten Lebak, Banten, menggratiskan siswa dari keluarga miskin guna mensukseskan penuntasan wajib belajar 12 tahun.

"Kami menggratiskan siswa miskin sebanyak 200 dari 596 orang," kata Kepala SMAN 1 Leuwidamar Kabupaten Lebak, Dadang Burhanudin saat dihubungi di Rangkasbitung, Kamis.

Pembebasan biaya pendidikan tersebut guna  mendukung peraturan daerah nomor 2/2010 tentang pendidikan wajib belajar 12 tahun.

Selain itu juga mendongkrak angka partisipasi murni (APM) dan angka partisiasi kasar (APK) juga indeks pembangunan manusia (IPM).

Selama ini, kata dia, pencapaian APM dan APM jenjang SMA masih di bawah rata-rata nasional.

Untuk itu, pihaknya mendukung program wajib belajar 12 tahun dengan menggratiskan siswa miskin.


"Sekarang ini tidak ada alasan lagi bagi siswa miskin tak sekolah. Kami menggratiskan seluruh biaya pendidikan," katanya.

Ia mengatakan sekolahnya yang termasuk berada di pedalaman Kabupaten Lebak dan tidak jauh dengan permukiman kawasan komunitas adat Suku Baduy mendapat perhatian pemerintah guna mengantisipasi anak putus sekolah.

Dari 200 siswa keluarga miskin itu mereka mendapat bantuan dari pemerintah melalui dana bantuan sekolah (BOS), bantuan khusus murid (BKM), bantuan siswa miskin (BSM), rintisan BOS dan subsidi silang.

"Kami minta siswa miskin tetap melanjutkan pendidikan dan pemerintah menggratiskan bagi siswa miskin," katanya.

Begitu pula Kepala SMAN 1 Cibadak Kabupaten Lebak Tuti Tuarsih mengatakan pihaknya juga menggratiskan biaya pendidikan bagi siswa miskin, di antaranya pembayaran sumbangan partisipasi pendidikan (SPP), praktik ujian, sampai dana sumbangan pendidikan (DSP).

Namun, kata dia, pihaknya berharap pemerintah mengucurkan bantuan tambahan bagi siswa miskin, seperti kelengkapan peralatan sekolah juga biaya angkutan.

Saat ini, kata dia, banyak siswa miskin mengeluhkan dengan tidak adanya bantuan peralatan sekolah, diantaranya buku dan sepatu.

"Kami menggratiskan siswa dari keluarga miskin sebanyak 150 anak tanpa pungutan biaya sepersen pun," katanya.

Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Lebak Asep Komar Hidayat mengatakan pihaknya menggratiskan siswa dari keluarga miskin agar mereka tidak putus sekolah.

Mereka siswa miskin mendapat berbagai program bantuan pendidikan gratis yang dikucurkan pemerintah pusat dan pemerintah daerah.

"Saya kira tidak ada alasan bagi siswa miskin putus sekolah karena sudah diberikan bantuan oleh pemerintah," katanya menjelaskan.

Ia mengimbau seluruh siswa miskin yang kini duduk di bangku SD/SMP dan SMA/SMK tidak ada alasan mereka putus sekolah.

Bantuan pendidikan bagi anak-anak miskin jumlahnya mencapai puluhan miliar rupiah.

Pemerintah daerah terus melakukan sosialisasi ke sekolah-sekolah agar siswa lulusan SMP/MTs dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang SMA/SMK.

Saat ini, jumlah siswa lulusan SMP/MTs yang tidak melanjutkan ke tingkat SMA/SMK cukup tinggi.

"Kami minta siswa miskin bisa mengenyam pendidikan hingga lulus sampai tingkat SMA/SMK," ujarnya.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013