Tangerang, (Antara Banten) - Pusat Unggulan Jantung dan Pembuluh Darah Eka Hospital Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, membuat terobosan baru dalam penangan penyakit jantung yakni dengan meluncurkan alat elektrofisiologi untuk pasien gangguan irama jantung.
   
"Jadi, bagi pasein yang sulit dianalisa dengan elektro Kardiografi (EKG) dan holter monitor dapat di deteksi dengan alat elektrofisiologi untuk mengetahui sebab dan lokasi tempat gangguan irama jantung," kata Daniel Tanubi selaku ketua panitia the 2nd Annual East Meets West Cardiology Symposium usai acara Symposium jantung di Eka Hospital BSD Serpong, Rabu.

Ia mengatakan, gangguan irama jantung yang juga sebagai kelainan jantung memiliki resiko yang berbahaya seperti pusing, mudah lemas, stroke dan kematian mendadak.

Adapun sistem kerja alat elektrofisiologi yakni di laboratorium katerisasai jantung dengan cara memasukan kateter ke dalam jantung melalui pembuluh darah di lipat paha.

Dengan bantuan X- Ray, dokter dapat mengarahkan kateter elektroda ke jalur konduksi dan bagian dalam dinding jantung. Selanjutnya elektroda tersebut akan mengukur dan melakukan pemetaan aktivitasi listrik yang ada di dalam jantung.

"Melalui sistem tersebut, dokter dapat memberikan terapi yang tepat untuk mengobati irama jantung," ujarnya.

Daniel menambahkan, irama jantung normal teratur yakni antara 60 - 100 x/menit. Irama jantung tidak teratur dengan kecepatan di bawah 60 x/menit atau lebih dari 100 x/menit. "Lima dari pasien stroke, dia diantaranya mengalami gangguan irama jantung," katanya.   

Ketua Komite Medis Eka Hospital BSD Serpong, Sukman T Purba menuturkan, penyakit jantung dan pembuluh darah merupakan penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) pada bulan April 2011, kematian yang disebabkan penyakit jantung koroner mencapai 243.048 kasus atau mencapai 17,05 persen daro total kematian di Indonesia.

Bahkan, WHO memperkirakan pada tahun 2030, kemtian akibat penyakit jantung tertinggi di Asia tenggara. "Jadi, perlu penanganan teknologi untuk masalah penyakit jantung ke depannya," ujarnya.

Dalam kegiatan symposium jantung, hadir sejumlah pakar ahli kesehatan dari berbagai negara seperti Hongkong, Jepang, Amerik Serikat dan Indonesia selaku tuan rumah. Kegiatan symposium jantung dilaksanakan pada tanggal 15 - 16 Februari di The Ritz Carlton Jakarta dan tanggal 17 Februari di Eka Hospital BSD Serpong.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2013