Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) Asrizal Asnawi menyatakan adanya laporan bahwa terjadi gelembung atau tumpahan minyak di wilayah perairan Langsa, Aceh sejak sebulan terakhir.
"Terkait adanya kesalahan pada sumur minyak di kawasan Aceh atau tepatnya sumur Langsa, Pemprov Aceh harus laporkan ke SKK Migas dan Kementerian ESDM," kata Asrizal Asnawi di Banda Aceh, Rabu.
Baca juga: 805 kilogram limbah minyak mentah dikumpulkan dari Pulau Pramuka dan Panggang
Asrizal mengatakan gelembung minyak tersebut diduga karena adanya kesalahan atau kebocoran pada sumur minyak milik Pertamina di perairan kawasan Aceh.
Karenanya, Asrizal meminta pihak Pertamina segera melokalisasi dampaknya supaya gelembung minyak mentah yang muncul ke permukaan laut tersebut tidak menyebar sampai ke pinggir pantai yang dampaknya lebih berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan setempat.
"SKK Migas, Menteri ESDM dan PT Pertamina segera melokalisir dampak, sebelum bertambah besar dan dapat mengganggu aktivitas para nelayan, karena biota laut ikan dan terumbu karang tercemar," ujarnya.
Asrizal menuturkan, dirinya juga mendapat laporan dari pegiat lingkungan hidup di Aceh Timur bahwa kondisinya hari ini sudah mengganggu nelayan mencari ikan, karena di lokasi tersebut biasanya nelayan melabuhkan jaringnya.
Karena itu, Asrizal meminta Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) dapat mengontrol dan melaporkan perkembangan lapangan setiap harinya supaya masyarakat mengetahui apa yang sedang dilakukan.
"Pemprov Aceh juga harus memonitor secara penuh apa yang terjadi sehingga tidak terjadi hal yang lebih mengecewakan nantinya," kata politikus PAN Aceh itu.
Asrizal juga berharap Pemerintah Aceh melalui dinas terkait dapat melaporkan kejadian ini kepada SKK Migas dan Menteri ESDM, sehingga ini tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat Aceh.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Terkait adanya kesalahan pada sumur minyak di kawasan Aceh atau tepatnya sumur Langsa, Pemprov Aceh harus laporkan ke SKK Migas dan Kementerian ESDM," kata Asrizal Asnawi di Banda Aceh, Rabu.
Baca juga: 805 kilogram limbah minyak mentah dikumpulkan dari Pulau Pramuka dan Panggang
Asrizal mengatakan gelembung minyak tersebut diduga karena adanya kesalahan atau kebocoran pada sumur minyak milik Pertamina di perairan kawasan Aceh.
Karenanya, Asrizal meminta pihak Pertamina segera melokalisasi dampaknya supaya gelembung minyak mentah yang muncul ke permukaan laut tersebut tidak menyebar sampai ke pinggir pantai yang dampaknya lebih berbahaya bagi masyarakat dan lingkungan setempat.
"SKK Migas, Menteri ESDM dan PT Pertamina segera melokalisir dampak, sebelum bertambah besar dan dapat mengganggu aktivitas para nelayan, karena biota laut ikan dan terumbu karang tercemar," ujarnya.
Asrizal menuturkan, dirinya juga mendapat laporan dari pegiat lingkungan hidup di Aceh Timur bahwa kondisinya hari ini sudah mengganggu nelayan mencari ikan, karena di lokasi tersebut biasanya nelayan melabuhkan jaringnya.
Karena itu, Asrizal meminta Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) dapat mengontrol dan melaporkan perkembangan lapangan setiap harinya supaya masyarakat mengetahui apa yang sedang dilakukan.
"Pemprov Aceh juga harus memonitor secara penuh apa yang terjadi sehingga tidak terjadi hal yang lebih mengecewakan nantinya," kata politikus PAN Aceh itu.
Asrizal juga berharap Pemerintah Aceh melalui dinas terkait dapat melaporkan kejadian ini kepada SKK Migas dan Menteri ESDM, sehingga ini tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, sosial dan ekonomi masyarakat Aceh.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021