Tangerang, (Antara Banten) - Sidang perdana kasus penganiayaan oleh wali murid terhadap Legita, siswa SMA Efata Serpong, Kota Tangerang Selatan, Banten, diminta diselesaikan melalui proses mediasi.

"Kami berikan kesempatan kepada tersangka Veronique untuk melakukan mediasi kepada Legita dan orang tuanya yakni Albert Tandanu hingga 8 Januari 203," kata Ketua Majelis Hakim PN Tangerang, Syamsul Bahri di Tangerang, Selasa.

Syamsul mengatakan, proses mediasi ditawarkan karena kasus penganiayaan yang dialami Legita bukan keribuatan dengan melibatkan orang banyak.       

"Nantinya, proses mediasi antara kedua pihak, dapat disampaikan pada sidang berikutnya," kata Syamsul, mengakhiri sidang yang berlangsung selama 10 menit.

Kuasa Hukum Legita, Masripani mengungkapkan keanehan dengan saran mediasi yang diberikan majelis hakim.    

Padahal, pelaku Veronique bukan anak - anak sehingga tidak perlu dilakukan proses mediasi. Kecuali kepada anaknya Rafa karen masih dibawah umur. "Kami ingin agar Veronique ditahan dan menolak proses mediasi," katanya.

Ketua Komnas Perlindungan Anak, Aris Merdeka Sirait mengatakan, tindakan penganiayaan yang dilakukan Veronique atas Legita tak bisa ditolerir dan masuk ke wilayah pidana.

"Pelaku harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dan majelis hakim diminta untuk serius menangani kasus tersebut," kata Aris.

Perlu diketahui, kasus bermula dari saling ejek antara Legita dan Rafa. Karena tidak merasa senang, pada tanggal 27 Agustus 2012, Rafa melaporkan Legita ke kepala sekolah serta memberitahu jika orang tuanya, Veronique akan datang ke sekolah.

Kepala Sekolah yang bermaksud mendamaikan keduanya, tidak berhasil karena orang tua Rafa tidak hadir ke sekolah meski Legita ketika itu sudah menunggu.

Tidak lama kemudian, Legita yang sedang berada di dalam minimarket, di pukuli hingga babak belur oleh Rafa dan ibunya. Akibatnya, Legita dirawat selama empat hari di  Rumah sakit Eka Hospital. Lalu, Albert melaporkan kasus tersebut ke Kepolisian.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012