PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) optimistis dalam empat bulan ke depan bisa mencapai target pengeboran 161 sumur baru di Blok Rokan, Provinsi Riau.
"Kami sangat optimis karena sebelum alih kelola kami sudah menyediakan rig dan materialnya, serta kru yang dibutuhkan agar pekerjaan itu bisa selesai," kata Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin.
Baca juga: Masa peralihan Blok Rokan bakal pengaruhi sektor migas Riau
Jaffee menyampaikan sejak alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 9 Agustus 2021, Pertamina telah mengebor enam sumur baru di Blok Rokan, setelah sebelumnya mengebor empat sumur baru selama masa transisi.
Pertamina kini telah memiliki 10 sumur baru yang aktif di Blok Rokan melalui pengeboran yang efisien.
"Awalnya pengerjaan mencapai 20 hari sekarang bisa 11 hari. Kegiatan lain ada juga pengeboran yang dari target tujuh hari bisa selesai dalam lima hari," ujar Jaffee.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Blok Rokan merupakan salah satu wilayah kerja strategi yang telah menghasilkan lebih dari 11 miliar barel minyak sejak tahun 1951 hingga 2021.
Sepanjang semester I 2021, rata-rata produksi wilayah kerja tersebut sekitar 160,5 ribu barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional dan 41 juta kaki kubik per hari untuk gas bumi.
Blok Rokan merupakan ladang migas terbesar kedua di Indonesia yang memiliki luas 6.453 kilometer persegi dengan 10 lapangan utama, yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, dan Pager.
Dalam upaya meningkatkan produksi migas di Blok Rokan, Pertamina telah mencanangkan kegiatan pengeboran 161 sumur baru di Blok Rokan untuk tahun ini.
Selanjutnya, Pertamina juga mencanangkan akan melakukan pengeboran hingga 500 sumur baru pada 2022 mendatang.
Kegiatan pengeboran sumur baru tersebut didukung dengan 16 rig pengeboran dan 29 rig untuk kegiatan work over and well service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
"Kami sangat optimis karena sebelum alih kelola kami sudah menyediakan rig dan materialnya, serta kru yang dibutuhkan agar pekerjaan itu bisa selesai," kata Direktur Utama PHR Jaffee Arizon Suardin.
Baca juga: Masa peralihan Blok Rokan bakal pengaruhi sektor migas Riau
Jaffee menyampaikan sejak alih kelola dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI) pada 9 Agustus 2021, Pertamina telah mengebor enam sumur baru di Blok Rokan, setelah sebelumnya mengebor empat sumur baru selama masa transisi.
Pertamina kini telah memiliki 10 sumur baru yang aktif di Blok Rokan melalui pengeboran yang efisien.
"Awalnya pengerjaan mencapai 20 hari sekarang bisa 11 hari. Kegiatan lain ada juga pengeboran yang dari target tujuh hari bisa selesai dalam lima hari," ujar Jaffee.
Berdasarkan data Kementerian ESDM, Blok Rokan merupakan salah satu wilayah kerja strategi yang telah menghasilkan lebih dari 11 miliar barel minyak sejak tahun 1951 hingga 2021.
Sepanjang semester I 2021, rata-rata produksi wilayah kerja tersebut sekitar 160,5 ribu barel per hari atau sekitar 24 persen dari produksi nasional dan 41 juta kaki kubik per hari untuk gas bumi.
Blok Rokan merupakan ladang migas terbesar kedua di Indonesia yang memiliki luas 6.453 kilometer persegi dengan 10 lapangan utama, yaitu Minas, Duri, Bangko, Bekasap, Balam South, Kotabatak, Petani, Pematang, Petapahan, dan Pager.
Dalam upaya meningkatkan produksi migas di Blok Rokan, Pertamina telah mencanangkan kegiatan pengeboran 161 sumur baru di Blok Rokan untuk tahun ini.
Selanjutnya, Pertamina juga mencanangkan akan melakukan pengeboran hingga 500 sumur baru pada 2022 mendatang.
Kegiatan pengeboran sumur baru tersebut didukung dengan 16 rig pengeboran dan 29 rig untuk kegiatan work over and well service yang merupakan mirroring dari kontrak sebelumnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021