Serang (ANTARA Banten) - Mahasiswa peserta Pameran Gebyar Karya Unggulan Perguruan Tinggi Banten di Kota Serang mengusung isue pemanasan global sebagai tema yang mereka usung kepada pengunjung sebagai ungkapan keprihatinan terhadap kerusakan lingkungan.

Pameran yang diselenggarakan dalam rangkaian HUT Banten sejak tanggal 26 - 30 September menampilkan karya merupakan ekspresi dan kepedulian atas kondisi yang dihadapi masyarakat Indonesia dan dunia saat ini.

Seperti booth Teater Kain Hitam IAIN Sultan Maulana Hasanudin Banten dan STKIP Setia Budhi, berdasarkan pantauan ANTARA, Jumat (28/9), kedua perguruan tinggi ini menampilkan gambar dan dekorasi untuk mengajak masyarakat memelihara dan melestarikan alam.

"Temanya pemanasan global, karena itu sengaja kita disain booth seperti gua dengan harapan pengunjung akan merasakan kehidupan lain," kata jejen salah satu mahasiswa IAIN SHM Banten.

Dia mengatakan, sebagai mahasiswa sangat prihatin dengan terjadinya pencemaran udara dan sungai, kondisi demikian kalau dibiarkan akan mengakibatkan kehancuran mahluk yang hidup di bumi.

"Gua ini merupakan simbolik akibat kehancuran alam sehingga membuat kita terpaksa berlindung di dalamnya, kita terpaksa hidup di dalam perut bumi agar tetap hidup," ujar Jejen yang duduk  di semester V Fakultas Tarbiyah IAIN SMH Banten.

Jejen mengatakan, untuk membuat gua tiruan tidaklah sulit bahannya hanyalah  koran bekas, cat tembok, cat sablon, lampu neon, ikan hias, plastik putih, dan staples.

Begitu juga dengan stand STKIP Setia Budhi Rangkasbitung juga tidak mau kalah untuk menarik pengunjung mereka sengaja menciptakan booth dengan konsep senatural mungkin.

"Kembali ke alam, angkat budaya lokal, terlihat sejuk, dan tidak kaku,” kata DC. Ariyadi, staf UKM STKIP Setia Budhi Rangkasbitung.

Booth STKIP sengaja menampilkan buku-buku dikombinasikan dengan padi, dinding bilik, atap rumbia, kayu bahbir, sepeda tua onthel, dan lampu semprong sebagai simbol nuansa pedesaan.

"Kembali ke alam bukan berarti tanpa wawasan yang luas,” kata Ariadi sambil menunjukan buku-buku sumbangan dari TBM Kedai Proses.

TBM Kedai Proses sengaja kami tampilkan karena belum lama ini mendapat penghargaan dari Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia sebagai TBM paling kreatif, kata Ariyadi menjelaskan.

Pewarta:

Editor : Ganet Dirgantara


COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2012