Bayangkan sebuah kapal ferry berlayar mengarungi lautan! Bayangkan seorang kelasi di dalamnya! Bayangkan Popeye the Sailor Man yang jika ditindas si Bruto, langsung makan bayam agar memiliki kekuatan untuk mengalahkannya! Bayangkan Sinbad si pelaut di kisah 1001 malam! Juga bayangkan jika ada pelaut yang memikirkan ada perpustakaan di dalam kapal laut!
Ya, bayangkan seorang pelaut bernama Yayank Maulana, karyawan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). ASDP merupakan BUMN yang bergerak dalam bidang jasa angkutan penyeberangan dan pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang. Saat ini Yayank bertugas di salah satu kapal di Cabang Sorong, Papua Barat. Hamper tiap hari dia berada di laut dan memikirkan, “Andai ada perpustakaan di semua kapal laut yang berlayar di laut Indonesia!”
Baca juga: Gerakan Indonesia Menulis
Bayangkan, selain berlayar dengan kapal ferry mengarungi lautan di perairan Papua, Maluku, dan Sulawesi, di waktu luangnya Yayank menulis. Bahkan membuat Yama Publisher. Sejak tahun 2017, beberapa buku telah diterbitkan Yama Publisher. Di antaranya: Cinta dalam Pena dari Timur Indonesia, Rembulan dalam Saraba, Napas yang tertinggal di Tanah Papua, Kamulah Titik Rindu 1 & 2, dan Aku, Kamu dan Cinta. Buku yang ditulisnya mulai dari buku solo, kolaborasi novel dengan penulis lain, hingga antologi puisi dan cerpen. Totalnya lebih dari 30 buku telah dihasilkan. Bayangkan!
Tentang kiprahnya di dunia literasi, beberapa kali Yayank terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh Forum Literasi Sorong Raya (FLSR). Sebagai penulis, dia berusaha menularkan semangat menulis dan membaca kepada generasi milenial saat ini. Dalam kegiatan tersebut tampak minat generasi muda di Papua terhadap buku cetak masih begitu tinggi. Hal ini dibuktikan dengan keinginan mereka untuk mendapatkan buku. Sampai saat ini FLSR masih aktif menyelenggarakan kegiatan terkait literasi. Membawahi ratusan TBM yang tersebar di Sorong dan sekitarnya untuk tetap menggelorakan semangat menulis dan membaca di Bumi Cenderawasih.
Terkait literasi di kapal, laki-laki yang akrab disapa Yama ini, memiliki keinginan agar seluruh kapal di bawah bendera ASDP memiliki perpustakaan. Hal ini guna mendukung pemerintah dalam Gerakan Literasi Nasional. Sehingga masyarakat yang menggunakan jasa penyeberangan ASDP, memiliki akses untuk memperoleh bahan bacaan dalam melewati pelayarannya. Tak hanya itu, tentunya para awak kapal yang memiliki keterbatasan waktu di darat, dapat dengan mudah mendapatkan buku yang disediakan.
Yayank pernah bertemu dengan Gol A Gong sekitar 2018. Kini penulis novel Balada Si Roy itu dikukuhkan jadi Duta Baca Indonesia 2021-2025 menggantikan Najwa Shihab. “Program kerja Gerakan Indonesia Menulis yang digagas Gol A Gong perlu didukung berbagai pihak. Terutama Perpusnas dan Kementerian Pendidikan Nasional. Pemerintah harus turun tangan untuk membumikan gerakan ini. Memulainya dari sekolah dan lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh tanah air. Baik itu dari tingkat Dasar hingga Perguruan Tinggi. Agar dapat tercapai cita-cita nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara,” harapnya. “Harapan kita semua dengan adanya Gerakan Indonesia Menulis, akan tercipta generasi bangsa yang produktif menghasilkan ilmu pengetahuan. Membatasi diri dari pengaruh buruk digitalisasi, terutama hoax, di kehidupan generasi milenial saat ini.”
Saat ini bertebaran para penulis muda yang berkarya melalui media literasi digital. Ini tentunya berdampak positif dan juga negatif. Pada satu sisi mempermudah mereka untuk menghasilkan karya. Di sisi yang lain menjadi ancaman terabaikan buku fisik/cetak. Maraknya buku bajakan membuat sebagian penulis lebih nyaman berkarya melalui aplikasi digital. Untuk itu pemerintah harus bertindak tegas terhadap pelaku pembajakan buku tersebut.
Ketersediaan buku cetak di daerah-daerah terpencil di seluruh tanah air masih sangat terbatas. Sama terbatasnya dengan akses internet untuk memperoleh bahan bacaan digital. Apalagi daerah di kawasan timur negeri ini, terutama Papua. Akses untuk mendapatkan buku terkesan sulit. Ini menjadi tanggung jawab kita semua. Tentang bagaimana memberikan akses prolehan buku yang mudah bagi daerah-daerah tersebut.
Untuk menjawab tantangan di atas, pemerintah kabupaten Sorong saat ini sedang dalam proses membangun gedung perpustakaan umum daerah di wilayahnya. Gedung yang direncanakan dua lantai tersebut, diharapkan mampu memberi ruang bagi masyarakat untuk memperoleh bahan bacaan dengan mudah.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021
Ya, bayangkan seorang pelaut bernama Yayank Maulana, karyawan PT. ASDP Indonesia Ferry (Persero). ASDP merupakan BUMN yang bergerak dalam bidang jasa angkutan penyeberangan dan pengelola pelabuhan penyeberangan untuk penumpang, kendaraan dan barang. Saat ini Yayank bertugas di salah satu kapal di Cabang Sorong, Papua Barat. Hamper tiap hari dia berada di laut dan memikirkan, “Andai ada perpustakaan di semua kapal laut yang berlayar di laut Indonesia!”
Baca juga: Gerakan Indonesia Menulis
Bayangkan, selain berlayar dengan kapal ferry mengarungi lautan di perairan Papua, Maluku, dan Sulawesi, di waktu luangnya Yayank menulis. Bahkan membuat Yama Publisher. Sejak tahun 2017, beberapa buku telah diterbitkan Yama Publisher. Di antaranya: Cinta dalam Pena dari Timur Indonesia, Rembulan dalam Saraba, Napas yang tertinggal di Tanah Papua, Kamulah Titik Rindu 1 & 2, dan Aku, Kamu dan Cinta. Buku yang ditulisnya mulai dari buku solo, kolaborasi novel dengan penulis lain, hingga antologi puisi dan cerpen. Totalnya lebih dari 30 buku telah dihasilkan. Bayangkan!
Tentang kiprahnya di dunia literasi, beberapa kali Yayank terlibat dalam kegiatan yang dilakukan oleh Forum Literasi Sorong Raya (FLSR). Sebagai penulis, dia berusaha menularkan semangat menulis dan membaca kepada generasi milenial saat ini. Dalam kegiatan tersebut tampak minat generasi muda di Papua terhadap buku cetak masih begitu tinggi. Hal ini dibuktikan dengan keinginan mereka untuk mendapatkan buku. Sampai saat ini FLSR masih aktif menyelenggarakan kegiatan terkait literasi. Membawahi ratusan TBM yang tersebar di Sorong dan sekitarnya untuk tetap menggelorakan semangat menulis dan membaca di Bumi Cenderawasih.
Terkait literasi di kapal, laki-laki yang akrab disapa Yama ini, memiliki keinginan agar seluruh kapal di bawah bendera ASDP memiliki perpustakaan. Hal ini guna mendukung pemerintah dalam Gerakan Literasi Nasional. Sehingga masyarakat yang menggunakan jasa penyeberangan ASDP, memiliki akses untuk memperoleh bahan bacaan dalam melewati pelayarannya. Tak hanya itu, tentunya para awak kapal yang memiliki keterbatasan waktu di darat, dapat dengan mudah mendapatkan buku yang disediakan.
Yayank pernah bertemu dengan Gol A Gong sekitar 2018. Kini penulis novel Balada Si Roy itu dikukuhkan jadi Duta Baca Indonesia 2021-2025 menggantikan Najwa Shihab. “Program kerja Gerakan Indonesia Menulis yang digagas Gol A Gong perlu didukung berbagai pihak. Terutama Perpusnas dan Kementerian Pendidikan Nasional. Pemerintah harus turun tangan untuk membumikan gerakan ini. Memulainya dari sekolah dan lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh tanah air. Baik itu dari tingkat Dasar hingga Perguruan Tinggi. Agar dapat tercapai cita-cita nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan Negara,” harapnya. “Harapan kita semua dengan adanya Gerakan Indonesia Menulis, akan tercipta generasi bangsa yang produktif menghasilkan ilmu pengetahuan. Membatasi diri dari pengaruh buruk digitalisasi, terutama hoax, di kehidupan generasi milenial saat ini.”
Saat ini bertebaran para penulis muda yang berkarya melalui media literasi digital. Ini tentunya berdampak positif dan juga negatif. Pada satu sisi mempermudah mereka untuk menghasilkan karya. Di sisi yang lain menjadi ancaman terabaikan buku fisik/cetak. Maraknya buku bajakan membuat sebagian penulis lebih nyaman berkarya melalui aplikasi digital. Untuk itu pemerintah harus bertindak tegas terhadap pelaku pembajakan buku tersebut.
Ketersediaan buku cetak di daerah-daerah terpencil di seluruh tanah air masih sangat terbatas. Sama terbatasnya dengan akses internet untuk memperoleh bahan bacaan digital. Apalagi daerah di kawasan timur negeri ini, terutama Papua. Akses untuk mendapatkan buku terkesan sulit. Ini menjadi tanggung jawab kita semua. Tentang bagaimana memberikan akses prolehan buku yang mudah bagi daerah-daerah tersebut.
Untuk menjawab tantangan di atas, pemerintah kabupaten Sorong saat ini sedang dalam proses membangun gedung perpustakaan umum daerah di wilayahnya. Gedung yang direncanakan dua lantai tersebut, diharapkan mampu memberi ruang bagi masyarakat untuk memperoleh bahan bacaan dengan mudah.
COPYRIGHT © ANTARA News Banten 2021